Kamis, 20 November 2014

Tryna be author >> Thousand Kisses (Part 2)

Dika duduk santai di trotoar depan gerbang sekolah andy. sesekali tersenyum kecil setiap ada cewek yang melihatnya genit. tangan kanannya sibuk dengan ponselnya sementara tangan kirinya memegang rokok yang tinggal separo. seseorang mengamatinya dari kejauhan. walapun gak keliatan wajahnya, ya karena orang itu di belakang dika. tapi orang itu yakin kalo cowok yang lagi duduk santai sambil ngerokok itu adalah dika. cowok ganteng yang akhir-akhir ini mengobrak-abrik hatinya. LIA. masih berdiri tepat 5 meter di belakang dika. mencoba mengatur nafas ketika tiba-tiba saja seseorang menepuknya dari belakang. keras banget. nyaris membuat nafasnya berhenti.
"heh lia. bengong aja. lo mau pulang kan ?kok diem aja ? lupa caranya jalan ya tiba-tiba ?" andy rupanya.
"heh lo gak bisa apa gak usah nepuk gue kenceng gitu ?gue ini kurus tauk." omel lia.
"oh iya sorry, lupa gue. abisnya lo main matung gitu. ini kan buat jalan adek adek kelas kita."
"tuh lo udah ditungguin dika tuh." kata lia sambil menunjuk dika yang sekarang udah berdiri.
"oh..iya tadi dia sms gue. padahal gue masih mau main kemana gitu. eh, lo ikut aja sekalian. tadi dika bawa mobil kok." andy bersemangat.
"mobil ?dika punya mobil ?" lia gak percaya.
"gak tau, tapi tadi katanya itu punya temen satu kostnya dia. kan lo tau kalo temen satu kostnya dia udah pada kerja dan kuliah."
".." lia manggut manggut. "gue gak ikutan aja deh. tuh gue udah dijemput bayu." kini lia menunjuk cowok tinggi yang lagi nangkring di motor tiger hitamnya.
"lo sama bayu .." andy menganga gak percaya. ini lia belum ada seminggu putus dari dika udah move on ke bayu ? batin andy.
"yup gue sama bayu udah hampir sebulan jadian. gue pasti cerita kok." lia main ngeloyor. berlari kecil meninggalkan andy, melewati dika yang menyunggingkan senyum pada lia. lia hanya membalas dengan lambaian tangan sejenak, dan berjalan mantap ke arah bayu yang berada tepat di seberang jalan. senyum dika seketika lenyap. bukan gara-gara lia yang mengabaikan senyumnya, dan berjalan ke arah bayu, lebih karena lia menyebrang tanpa liat kanan kiri, dan dari arah timur ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi.
"lia awasss !!" teriak dika. dika berlari secepat mungkin ke arah lia. menyabet bahu lia dan menariknya cepat ke tempat dimana bayu berhenti bernapas sementara menyaksikan kekasihnya yang nyaris jadi korban tabrakan mobil. bayu menghela napas lega. dia turun dari motornya.
"kamu baik-baik aja kan li ?" tanya bayu khawatir.
"baik-baik aja kok. kayaknya dika tadi sempet kesrempet mobil deh. lo gak apa dik ?"
"gue gak apa." jawab dika singkat.
"thanks ya dik." bayu tersenyum tulus pada dika. dan andy yang masih matung, melongo menganga melihat adegan barusan. kenapa bisa gitu ? tanya andy dalam hati. terlihat dari kejauhan, dika meninggalkan lia dan bayu setelah berjabat tangan ala cowok kece sama bayu. bisa dilihat andy kalo dika nyebrang sambil meringis dan agak pincang. tangan kanannya memegangi lengan kirinya. andy segera berjalan menghampiri dika.
"stoooppp.."teriak dika. langsung membuat andy kaget. "lo disana aja. ketbrak juga lo ntar." lanjut dika yang masih memilah-milah kendaraan. andy hanya nyengir.
"dika lo gak apa kan ?" tanya andy khawatir begitu dika sudah di sampingnya. dika tersenyum. membelai rambut andy.
"gue baik-baik aja."
"beneran lo baik-baik aja ? itu kenapa lo pincang gitu jalannya.?" andy masih khawatir.
"keinjek high heelsnya lia tadi." dika nyengir.
"trus kenapa sama lengan kiri lo ?"
"kena kukunya lia kayaknya."
"hahh ??" andy menganga.
"heran, boleh ya di sekolah lo pake heels ?udah gitu kukunya pada dipanjangin gitu, boleh ?" omel dika. sambil memungut ponselnya yang jatuh dan yaapp,, batre, chasenya udah gak jadi satu. Dika ini, pasti tadi dika khawatir dan panik banget sampe dia jatuhin ponsel kesayangannya dan pecah gitu. gumam andy.
"lo beneran baik-baik aja kan dik ?" kali ini andy berkata pelan. mengambil tas dika yang tergelatak tak berdaya di trotoar. andy memandang dika iba. pengen banget rasanya andy meluk dika. hass, tapi ini kan masih di lingkungan sekolah. bisa kena D.O dia kalo bertindak tidak senonoh.
"gue baik-baik aja kok." jawab dika pelan sambil mengenakan helmnya. mengambil tasnya yang ada ditangan andy. "pulang yuk.." dika membelai lembut pipi andy, bukan sih, lebih ke..mengusap air mata yang jatuh di pipi andy. yup, andy nangis. tapi cuma setetes dua tetes air mata aja yang keluar. andy cuma terharu gitu sama tingkah dika.
"oke, ayo pulang." andy juga mengenakan helmnya. "bentar, kok kita pake helm ?" tanya andy yang keliatan bingung.
"ya emang harus pake helm kan biar selamat." jawab dika polos. "lo yang bonceng ya, gue lemes banget nih." lanjut dika sambil mengulurkan kunci pada andy.
"hah ? gue ?gak gak gak. kan lo tau gue gak bisa nyupir mobil." andy mengembalikan kunci pada dika.
"lhah, siapa yang naik mobil ?" dika heran, menyerahkan kunci pada andy.
"lha terus ?" andy tambah heran. "lhah ini kenapa kunci motor gue ada sama elo ?" andy baru menyadari kalo kunci dengan gantungan bulu-bulu merah itu adalah kunci motornya.
"kan emang tadi kita berangkatnya naik motor lo, lo lupa ?" dika mulai naik darah.
"emang gitu ya ?" andy bingung. iya andy lupa banget.
"Damn..tadi pagi kan lo bilang, mau nebeng gue, karena lo males parkir, eh pas gue jemput lo, motor gue kempes di tengah jalan, dan gue ngos-ngosan ngedorong sampe ke rumah lo. ehh lo malah nyemprot gue karena lama banget, lo lupa ?" dika udah emosi banget.
"emangnya kayak gitu ya dik ?" andy bertanya polos. sumpah andy bener-bener lupa. "trus gimana dik ? sumpah loh gue bener-bener gak inget." andy nyengir.
"trus, akhirnya kita pake motor lo. dan kita berangkat, menyusuri jalan sudirman depan rumah lo, trus belok kanan, menyusuri jalan imam bonjol, kartini, luruus ke jalan hasanudin dan sampailah kita pada jalan Sukarno hatta yaitu sekolah lo." emosi dika udah di tingkat dewa.
"oh inget inget, yang tadi pas kita asyik ngobrol, kita hampir nabrak kucing ya ?" andy tersenyum lebar. udah inget dia rupanya.
"gue cium juga lo." dika manyun. keliatan banget dia masih dongkol. ini andy gak tau apa kalo diinjek pake heels tinggi nan lancip itu sakit banget. udah gitu kecakar kuku panjang juga sakit banget. apalagi yang melakukan itu adalah mantan.
"ah lo anarkis banget sih. namanya juga gue lupa,ya mana gue inget." andy berjalan menuju motor matic merah yang udah terparkir cantik di tepi jalan. di bawah pohon apa itu namanya gak tau. meninggalkan dika dengan emosinya masih aja naik. "lhah, ayo..lo pulang gak ?" seru andy yang udah duduk di motornya.siap untuk ngejoki. dika mau gak mau berangsur. duduk di belakang andy. memasukkan kedua tangannya ke saku jaket andy.
"gak papa kan kalo gue pegangan. gue takut jatoh." dika berkata pelan. menyandarkan kepalanya pada punggung andy. rasanya jantung mau copot. gak tau kenapa. biasanya juga dika gandeng andy, senderan sama andy, andy biasa-biasa aja. lah hari ini kenapa beda ?***


||to part 3||

Tidak ada komentar:

Posting Komentar