Selasa, 07 April 2015

dika ~~ Thousand Kisses

Entah gimana awal ceritanya, tiba-tiba saja Andy sudah terduduk lesu di toko buku depan sekolahnya. seragam khas SMK Athenna, rok kotak kotak tosca selutut dan atasan kemeja putih lengan pendek masih nempel di badannya yang yaahh gak mungil-mungil amat sih. di sampingnya, ada cowok ganteng yang gak lelah-lelahnya menemani Andy, Dika duduk santai sambil membaca majalah otomotif. his favorit book.
"tau gak sih Dik, diputusin itu gak sakit. yang sakit itu, udah diputusin, tapi masih cinta." seru andy lemas, masih terduduk lesu. udah bener-bener lesu. wajah yang biasanya selalu keliatan ceria cantik walau gak pake make up siang ini bener-bener gak banget diliatnya.
"hmm..tau kok gue." sahut dika sambil masih membolak-balik majalah otomotif yang dia pegang. "kan lo dulu udah pernah bilang itu ke gue." lanjutnya. kini dika melihat Andy, senyumnya mengembang saat dia sadar cewek yang biasanya ngusilin dia kini keliatan kasian banget. bener-bener kasian.
"rasanya pengen nyanyi lagu selamat ulang tahun saking sakitnya." kata andy sekenanya.
"nyanyi aja, ini bukan perpus kok, kalo mau nyanyi ya nyanyi aja."
"kok lo gak ngehibur gue sih dik." andy ngomel. wajahnya yang tadi kasian berubah jadi cemberut. yang seketika dihadiahin tawa oleh dika.
"lah, kenapa gue harus ngehibur elo coba ?yang di putusin kan gue bukannya elo." jawab dika enteng. kembali tenggelam dengan majalah otomotifnya.
"bener juga ya, kan gue jomblo ya, siapa juga yang mau mutusin gue." wajah ceria andy kembali terlihat. cantiiik banget. "trus kenapa coba tadi gue lesu-lesuan gak jelas tadi ?"
".." dika cuma mengangkat bahunya. "yang ada itu harusnya lo yang ngehibur gue."
"trus lo mau gue gimana ?joget gangnam style ?harlem shake ?"
"kalo lo gak keberatan juga gak papa sih gue." dika masih berkutat dengan majalah otomotifnya. andy heran, ini dika gak ada sedih-sedihnya putus sama lia, padahal pas pacaran mereka itu udah kayak madu sama kumbang, celana sama resleting, kets sama talinya, ambulan sama uwiw uwiwnya, gak terpisahkan banget. dan udah lumayan lama juga mereka pacaran hingga akhirnya pada sabtu siang yang panas banget ini, dika diputusin sama lia. entah apa gara-garanya, tiba-tiba aja dika dan andy udah duduk berdua di toko buku, tempat yang bahkan sama sekali belum pernah andy kunjungi, dan bahkan andy gak punya cita-cita sama sekali buat berkunjung ke tempat yang namanya TOKO BUKU.
"dik, kok gue liat liat lo itu gak ada sedih sedihnya sih putus sama lia ? gak patah hati gitu ?"
".." dika menarik nafas panjang. meletakkan majalah otomotif yang sedari tadi dia baca. kedua matanya menatap tajam pada mata andy. "gue cuman punya satu hati, dan itu udah patah jauh sebelum gue kenal sama lia, jadian sama lia. jadi, gue udah gak punya hati lagi buat berpatah-patah ria gara-gara diputusin sama lia. got it ?" kata dika tajam.
"oh ya ? dan siapa yang berani-beraninya matahin hati lo yang cuma satu itu ?" andy gak kalah tajam. matanya yang gak besar-besar amet mencoba melototi dika.
"cari makan yuk, haus nih." dika menarik tangan andy, keluar meninggalkan toko buku. kok cari makan tapi haus sih ? gumam andy. berjalan di samping dika.***
Dika duduk santai di trotoar depan gerbang sekolah andy. sesekali tersenyum kecil setiap ada cewek yang melihatnya genit. tangan kanannya sibuk dengan ponselnya sementara tangan kirinya memegang rokok yang tinggal separo. seseorang mengamatinya dari kejauhan. walapun gak keliatan wajahnya, ya karena orang itu di belakang dika. tapi orang itu yakin kalo cowok yang lagi duduk santai sambil ngerokok itu adalah dika. cowok ganteng yang akhir-akhir ini mengobrak-abrik hatinya. LIA. masih berdiri tepat 5 meter di belakang dika. mencoba mengatur nafas ketika tiba-tiba saja seseorang menepuknya dari belakang. keras banget. nyaris membuat nafasnya berhenti.
"heh lia. bengong aja. lo mau pulang kan ?kok diem aja ? lupa caranya jalan ya tiba-tiba ?" andy rupanya.
"heh lo gak bisa apa gak usah nepuk gue kenceng gitu ?gue ini kurus tauk." omel lia.
"oh iya sorry, lupa gue. abisnya lo main matung gitu. ini kan buat jalan adek adek kelas kita."
"tuh lo udah ditungguin dika tuh." kata lia sambil menunjuk dika yang sekarang udah berdiri.
"oh..iya tadi dia sms gue. padahal gue masih mau main kemana gitu. eh, lo ikut aja sekalian. tadi dika bawa mobil kok." andy bersemangat.
"mobil ?dika punya mobil ?" lia gak percaya.
"gak tau, tapi tadi katanya itu punya temen satu kostnya dia. kan lo tau kalo temen satu kostnya dia udah pada kerja dan kuliah."
".." lia manggut manggut. "gue gak ikutan aja deh. tuh gue udah dijemput bayu." kini lia menunjuk cowok tinggi yang lagi nangkring di motor tiger hitamnya.
"lo sama bayu .." andy menganga gak percaya. ini lia belum ada seminggu putus dari dika udah move on ke bayu ? batin andy.
"yup gue sama bayu udah hampir sebulan jadian. gue pasti cerita kok." lia main ngeloyor. berlari kecil meninggalkan andy, melewati dika yang menyunggingkan senyum pada lia. lia hanya membalas dengan lambaian tangan sejenak, dan berjalan mantap ke arah bayu yang berada tepat di seberang jalan. senyum dika seketika lenyap. bukan gara-gara lia yang mengabaikan senyumnya, dan berjalan ke arah bayu, lebih karena lia menyebrang tanpa liat kanan kiri, dan dari arah timur ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi.
"lia awasss !!" teriak dika. dika berlari secepat mungkin ke arah lia. menyabet bahu lia dan menariknya cepat ke tempat dimana bayu berhenti bernapas sementara menyaksikan kekasihnya yang nyaris jadi korban tabrakan mobil. bayu menghela napas lega. dia turun dari motornya.
"kamu baik-baik aja kan li ?" tanya bayu khawatir.
"baik-baik aja kok. kayaknya dika tadi sempet kesrempet mobil deh. lo gak apa dik ?"
"gue gak apa." jawab dika singkat.
"thanks ya dik." bayu tersenyum tulus pada dika. dan andy yang masih matung, melongo menganga melihat adegan barusan. kenapa bisa gitu ? tanya andy dalam hati. terlihat dari kejauhan, dika meninggalkan lia dan bayu setelah berjabat tangan ala cowok kece sama bayu. bisa dilihat andy kalo dika nyebrang sambil meringis dan agak pincang. tangan kanannya memegangi lengan kirinya. andy segera berjalan menghampiri dika.
"stoooppp.."teriak dika. langsung membuat andy kaget. "lo disana aja. ketbrak juga lo ntar." lanjut dika yang masih memilah-milah kendaraan. andy hanya nyengir.
"dika lo gak apa kan ?" tanya andy khawatir begitu dika sudah di sampingnya. dika tersenyum. membelai rambut andy.
"gue baik-baik aja."
"beneran lo baik-baik aja ? itu kenapa lo pincang gitu jalannya.?" andy masih khawatir.
"keinjek high heelsnya lia tadi." dika nyengir.
"trus kenapa sama lengan kiri lo ?"
"kena kukunya lia kayaknya."
"hahh ??" andy menganga.
"heran, boleh ya di sekolah lo pake heels ?udah gitu kukunya pada dipanjangin gitu, boleh ?" omel dika. sambil memungut ponselnya yang jatuh dan yaapp,, batre, chasenya udah gak jadi satu. Dika ini, pasti tadi dika khawatir dan panik banget sampe dia jatuhin ponsel kesayangannya dan pecah gitu. gumam andy.
"lo beneran baik-baik aja kan dik ?" kali ini andy berkata pelan. mengambil tas dika yang tergelatak tak berdaya di trotoar. andy memandang dika iba. pengen banget rasanya andy meluk dika. hass, tapi ini kan masih di lingkungan sekolah. bisa kena D.O dia kalo bertindak tidak senonoh.
"gue baik-baik aja kok." jawab dika pelan sambil mengenakan helmnya. mengambil tasnya yang ada ditangan andy. "pulang yuk.." dika membelai lembut pipi andy, bukan sih, lebih ke..mengusap air mata yang jatuh di pipi andy. yup, andy nangis. tapi cuma setetes dua tetes air mata aja yang keluar. andy cuma terharu gitu sama tingkah dika.
"oke, ayo pulang." andy juga mengenakan helmnya. "bentar, kok kita pake helm ?" tanya andy yang keliatan bingung.
"ya emang harus pake helm kan biar selamat." jawab dika polos. "lo yang bonceng ya, gue lemes banget nih." lanjut dika sambil mengulurkan kunci pada andy.
"hah ? gue ?gak gak gak. kan lo tau gue gak bisa nyupir mobil." andy mengembalikan kunci pada dika.
"lhah, siapa yang naik mobil ?" dika heran, menyerahkan kunci pada andy.
"lha terus ?" andy tambah heran. "lhah ini kenapa kunci motor gue ada sama elo ?" andy baru menyadari kalo kunci dengan gantungan bulu-bulu merah itu adalah kunci motornya.
"kan emang tadi kita berangkatnya naik motor lo, lo lupa ?" dika mulai naik darah.
"emang gitu ya ?" andy bingung. iya andy lupa banget.
"Damn..tadi pagi kan lo bilang, mau nebeng gue, karena lo males parkir, eh pas gue jemput lo, motor gue kempes di tengah jalan, dan gue ngos-ngosan ngedorong sampe ke rumah lo. ehh lo malah nyemprot gue karena lama banget, lo lupa ?" dika udah emosi banget.
"emangnya kayak gitu ya dik ?" andy bertanya polos. sumpah andy bener-bener lupa. "trus gimana dik ? sumpah loh gue bener-bener gak inget." andy nyengir.
"trus, akhirnya kita pake motor lo. dan kita berangkat, menyusuri jalan sudirman depan rumah lo, trus belok kanan, menyusuri jalan imam bonjol, kartini, luruus ke jalan hasanudin dan sampailah kita pada jalan Sukarno hatta yaitu sekolah lo." emosi dika udah di tingkat dewa.
"oh inget inget, yang tadi pas kita asyik ngobrol, kita hampir nabrak kucing ya ?" andy tersenyum lebar. udah inget dia rupanya.
"gue cium juga lo." dika manyun. keliatan banget dia masih dongkol. ini andy gak tau apa kalo diinjek pake heels tinggi nan lancip itu sakit banget. udah gitu kecakar kuku panjang juga sakit banget. apalagi yang melakukan itu adalah mantan.
"ah lo anarkis banget sih. namanya juga gue lupa,ya mana gue inget." andy berjalan menuju motor matic merah yang udah terparkir cantik di tepi jalan. di bawah pohon apa itu namanya gak tau. meninggalkan dika dengan emosinya masih aja naik. "lhah, ayo..lo pulang gak ?" seru andy yang udah duduk di motornya.siap untuk ngejoki. dika mau gak mau berangsur. duduk di belakang andy. memasukkan kedua tangannya ke saku jaket andy.
"gak papa kan kalo gue pegangan. gue takut jatoh." dika berkata pelan. menyandarkan kepalanya pada punggung andy. rasanya jantung mau copot. gak tau kenapa. biasanya juga dika gandeng andy, senderan sama andy, andy biasa-biasa aja. lah hari ini kenapa beda ?***
Dika kembali duduk santai di depan gerbang sekolah andy. kali ini tanpa rokok dan ponsel di tangan-tangannya. well ponselnya rusak gara-gara jatuh beberapa hari lalu. sementara rokok.. uang untuk beli rokoknya kepake buat ongkos benerin ponselnya.
"sial..gini-gini amat ya jadi anak kos. jauh banget lagi dari orang tua." umpat dika pelan. "udah gitu jauh banget pula dari Hendra. kan jadi gak ada yang ngasih rokok gratisan kalo kere lagi melanda gini."
"nih.." seru seorang cewek yang tiba-tiba aja main njedul di depan dika. dengan tangan membawa satu pack rokok L.A, favorit dika. "Buat lo." lanjutnya. Dika yang lagi asik ngedumel gak jelas mau-gak mau dibuat kaget oleh kedatangan suara cewek dengan rokok L.A di tangannya. dan lebih kaget lagi sampe dika mengelus dada saat dika tau siapa cewek itu. Andy. yup siapa lagi yang care sama dika kalo bukan andy ?ada sih, lia, tapi sekarang kan lia udah punya pacar baru.
"yaiyalah ini buat gue, emang lo mau ngerokok juga." kata dika seraya menyamber rokok yang ada di tangan andy. "udah kesemutan mulut gue, sehari gak ngerokok." dan dika tanpa ragu langsung membuka cover rokok itu dan langsung ngerokok. "rasanya, the old dika's back." lanjutnya sambil menghembuskan asap rokoknya. dan langsung dihadiahi batuk oleh andy. "eh sorry sorry. duduk sini deh lo." dika menarik tangan andy untuk duduk di sebelah kanannya. "anginnya ke kiri, jadi lo gak bakal kena asep."
"lo itu gak bisa ya, makasih dulu, trus baru ngerokok ?" protes andy. keliatan dia syok banget saat dika main nyamber rokok di tangannya.
"makasih, gue gak nyangka loh, kalo seorang elo mau ngebeliin rokok. buat gue lagi." dika tersenyum tulus menatap andy.
"gausah senyum gitu, lo keliatan cantik tauk." andy terkekeh setiap melihat dika senyum dengan mata ketutup.
"ah masa sih ?gue jadi cewek aja ah kalo gitu."
"kalo jadi cewek gak boleh ngerokok."
"oh ya, lo beli dimana ini rokok ?"
"di toko deket rumah gue lah ?lo berharapnya gue beli dimana ?di kantin ?mana ada, ngaco."
"lo gak ditanyain gitu, kok beli rokok ?beli rokok buat siapa ?"
"ya ditanyain lah bego. lo kira itu penjualnya gak kenal sama gue ?"
"gak usah pake bego bego bisa kali mbak." dika kesel. paling kesel kalo dibilang bego.tapi dia sendiri sukanya ngebegoin orang lain. "trus lo jawab gimana ?"
"ya gue bilang aja ini buat tukang ojek langganan gue. soalnya duitnya udah banyak, jadi maunya dibayar pake rokok. berreess." senyum andy mengembang.
".." uhuk-uhuk, dika langsung keselek asap mendengar jawaban andy.
"lhah..rasain lo, batuk kan lo.hahaha." andy ketawa puas.
"lo jawab apa? buat tukang ojek langganan lo ?heh kampret jadi selama ini lo nganggep gue tukang ojek ? gue emang suka banget sama motor, tapi gue gak ada sama sekali niatan buat jadi tukang ojek." dika emosi. salah. yang bener DIKA EMOSI BANGET.
"trus lo ngarepnya gue bilang buat siapa ?buat gue ?" andy gak kalah emosi.
"ya kan lo bisa bilang ini rokok buat dika mpok. kasian, duitnya abis buat benerin hape." kata dika masih emosi sambil ngacung-ngacungin rokok tepat di muka andy."jujur apa susahnya sih."
"trus abis itu, gue gak boleh lagi ketemu sama lo, temenan sama lo, karena mpok yang jualan rokok ngadu ke ayah gue, kalo temennya andy yang namanya dika itu perokok." andy masih emosi. "ayah gue kan gak suka sama orang yang ngerokok." kini ekspresi wajah andy berubah jadi agak sedih. "ya walopun ayah gue juga perokok."
"ga usah sedih gitu deh, jorok tau liatnya."
"lah kok jorok ?"
".." dika nyengir. "maaf deh, jangan sedih dong,ntar cantiknya ilang loh mbak." goda dika sambil ngelus pipi andy. sebenernya dika masih emosi, udah dikatain bego, dibilang tukang ojek langganan lagi. tapi andy ada benernya juga. kalo sampe orang tuanya andy tau dika ngerokok, bukan hanya andy gak boleh lagi temenan sama dika, orang tuanya dika juga pasti ngelarang dika buat jadi anaknya lagi. karena pasti orang tuanya andy lapor ke orang tuanya dika. mereka kan sahabat bagai kepompong. trus kalo udah gitu, siapa yang mau ngasih dika uang jajan ? "aduhh." dika mengaduh. tiba-tiba aja tangan andy yang gak mungil-mungil amat itu mendarat paksa di kepalanya. "lo apa-apaan sih ?mau bikin gue gagar otak ?"
"baahahahaha." andy malah ketawa. "lo bisa ngelamun juga dik ?"
"berenti gak lo ketawanya ?" dika kembali emosi. dan andy kembali ketawa membahana."heh, gue bilang berenti." dika mulai bete.
"lah, dik, gue kan gak kemana-kemana, gue diem di tempat kok lo suruh gue berenti sih." andy udah berenti ketawa. bukan gara-gara disuruh dika, lebih ke..orang-orang pada ngliatin dia ngeri, ini anak gila gitu ?
"bawel gue cium beneran lo." dan dika udah siap mendekatkan wajahnya ke wajah andy.
"heh..sembarang main cium-cium aja." bentak andy. sekarang giliran dika yang ketawa.
"lagian siapa coba yang ngelamun, orang gue lagi asyik ngerokok."
"kalo gak ngelamun gue ajak ngomong nyahut kali." andy kembali emosi, gimana gak?dia udah cerita dari a sampe z sampe z.z.z.z.z. *tidur maksudnya?* eh dika-nya malah diem, gak bereaksi.
"gue denger mbak, mbaknya lagi khotbah kan tentang gak baiknya ngerokok." dika ikutan emosi. "trus juga mbaknya tanya kan hape saya kapan bisa diambilnya ?"
"lhah, kok lo tau, kan lo lagi ngelamun ?" andy terkesima. dika ini walopun lagi asyik mikirin sesuatu, telinganya tetep standby mendengarkan sekitarnya. "brati lo denger ya, kok lo gak bereaksi apa-apa ?"
"heh mbak, mau beneran saya cium nih ?" dika udah kesel banget.
"gak usah anarkis. jawab aja tadi.."
"hapenya baru bisa besok lusa, jadi kalo lo ada apa-apa lo sms bayu aja, kan kost gue deket rumahnya bayu."
"gitu ya, gak enaklah sama lia, yaudah gini aja, besok sama lusa, kita berangkat bareng ya, gue deh yang nyamperin lo ke kost-an lo. lo kan harus hemat."
"idih, kenapa lo gak berangkat sendiri aja kayak biasanya ?"
"yah dik, kan lo tau parkirnya anak kelas 3 itu diujung sekolah, jauh banget dari kelas gue..ga kasian gue lo ?gue kan udah tua,lo kan yang masih muda gitu harusnya ngerti." andy memelas.
".." dika diam. dia bener-bener baru inget kalo andy udah kelas tiga dan dia kelas satu."dan kenapa harus gue ? kenapa harus bareng sama gue ?"
"kan gue ga punya temen cowok selain lo.gue juga jomblo kan."
"lo berapa lama sih jomblo ?" tanya dika sambil menginjak puntung rokoknya.
"lupa gue..haha, terakhir pacaran sih pas gue smp kelas satu. itu pacaran pertama gue." andy menerawang ke masa smp itu, saat William, kakak kelas yang gantengnya pake banget nembak dia di lapangan basket segera setelah dia menang di final turnamen basket tingkat smp di kotanya. dan adegan itu disaksikan lebih dari 300an orang. bahkan andy aja gak begitu kenal sama William, mereka cuma ketemu sekali pas andy salah masuk kelas, dikiranya itu kelas 7A ternyata itu kelas 3F, dan parahnya andy main duduk gitu aja di sebelah William.
"gila, berati lo ngejomblo udah hampir enem taun ?" dika bener-bener terkesan.
"ya kurang lebih gitu sih. haha.. kenapa ?gue gak pantes ngejomblo ya ?"
"seriusan hampir enem taun ?" dika bener-bener gak percaya. andy mengangguk santai."lo gak ngerasa kesepian gitu ?ato garing, ato apa gitu ?"
"kesepian ?gak lah, kenapa harus kesepian sih dik, kedua orangtua gue masih komplit, gue punya kakak yang sayang sama gue walopun nan jauh disana, gue punya adik yang lucu-lucu yah walopun juga pada ngekor nenek gue di bogor sana. ada temen-temen gue juga kan, lia bayu, banyak deh. mereka itu gak pernah ngebiarin gue kesepian dik, jadi buat apa ngerasa kesepian ?" terang andy. senyumnya jelas sekali mengembang. " dan lagi kan sekarang ada lo, jadi tambah gak kesepian kan gue." kali ini andy menatap lurus ke arah dika yang juga lagi liat andy. mereka tersenyum.
"trus gimana bisa putus ?" senyum andy langsung ilang. andy bener-bener gak mau inget-inget masalah itu lagi.
"semua orang punya rahasia kan." jawab andy. senyumnya kembali mengembang. "nah lo, siapa yang udah bikin hati lo patah itu ?penasaran gue. emang cantik banget apa ?"
"mau tau banget ?"
".." utuk utuk utuk, andy mengangguk semangat.
"seriusan mau tau banget ?"
"ah elah, udah kasih tau aja. lama deh."
"dia pacarnya kakak gue. well sekarang udah jadi istrinya." jawab dika santai, kembali mengingat wajah itu. wajah yang selalu ceria dan keliatan cantik walopun gak pake make up. wajah yang selalu terlihat tegar walopun masalah silih berganti mengoyak hubungannya dengan Wildan, kakak dika.
"lo suka sama istrinya kakak lo ?seriusan ?" andy bener-bener gak percaya.
"udah dari smp gue naksirnya, mereka pacaran lama banget, dan pacarnya kakak gue itu care banget sama gue."
".." andy bener-bener speechles. "dan, waktu lo naksir dia, lo kelas berapa ?"
"kelas satu smp, dia udah sma kelas tiga." dika nyengir. "konyol ya ?" dika terkekeh sambil melihat andy yang menganga. "mingkem kali mbak. masuk dah tuh pohon."
"lo bukannya konyol, tapi lo itu gila. lo tau kan, that will never work. lo smp kelas satu dan dia sma kelas tiga. orang tua lo pasti juga gak bakalan setuju. yang bener aja lo." komen andy.
"haha" dika ketawa garing. "for me, Love is love, and age is just a number." kata dika serius.
"yeah, but it's imposible to prove it."
"I can make it. I can prove it to you." dika kembali serius. menatap lurus ke mata andy.
"trus, kok lo bisa patah hati ?emang lo pernah nembak dia gitu ?"
"ya kali gue nembak dia. natap matanya langsung aja gue gak berani."
"so, how could she break your heart ?"
".." dika tersenyum tipis. mengingat kejadian sore itu. "pas itu, gue kelas 3 smp. dia yah, udah lulus lah, udah kerja, trus dia janji mau bantuin gue ngerjain soal buat try out, well, karena ayah gue minta tolong ke dia. kita janjian di kafe deket smp gue, lo tau, gue seneng banget pas itu, bayangin, 3 taun gue naksir dia, itu untuk pertama kalinya gue bisa berdua doang sama dia, tanpa orangtua gue dan tanpa wildan, kakak gue, gue udah dandan ganteng banget sumpah." dika tersenyum menatap andy yang juga tersenyum.
"siapa coba yang bilang lo ganteng pas itu ?"
"temen-temen cewek gue, gue udah bergaya kayak anak kuliahan gitu, gue ada potonya." dika membuka tasnya, mengeluarkan dompet yang ada fotonya. "nih, dia loh yang ngefoto gue."
"widihh..iya loh, gak keliatan banget kalo lo masih smp. sumpah lo kece banget." andy masih mengamati foto dika yang lagi duduk sok cuek, pake skinny jeans kas cowok kuliahan, trus pake jaket baseball NY.
"dia juga bilang gue ganteng."
"trus trus ?" andy mengembalikan foto itu pada dika.
"trus kita belajar, ketawa-ketawa kayak yang di sinetron gitu. sampe akhirnya ada temennya dia nyamperin, yah, gue kan gak enak, gue ketoilet. dan pas gue balik, temennya kan ngeledekin gitu, gue pacar barunya, dan dia bilang dengan tegas, kalo dia sama sekali gak ada cita-cita buat suka sama cowok yang lebih muda sama dia, apalagi masih smp, yah pokok intinya gitu lah, nyesek gue ingetnya." dika mengembalikan foto itu pada andy. "ini buat lo aja. lo simpen, atao lo bakar juga terserah."
"kok lo jadi emosi, emang dia bilang gitu secara langsung."
"ya gak sih, soalnya gue belum beneran balik ke asal gue, gue yaahh masih 1 ato 2 meteran gitu di belakang dia."
"okey, that's the past, and the past is in the past."
"yeah it's true."
"o ya, jadi tadi intinya lo nyamperin gue kesini ngapain ?lo bolos ya ?"
"ohya, lupa gue, gue pinjem hape lo donk."
"oh..ini.." andy mengelurkan hapenya dan langsung disambut dika.
"gue boleh telpon gak ?ntar pulsanya gue ganti kalo udah dapet uang jajan."
"udah pake aja, gak usah diganti."
"seriusan ?makasihhh banget yaa .." dika berhamburan memeluk andy. andy bener-bener gak siap."sorry sorry gue khilaf." dika segera melepas pelukannya dan langsung menelpon. andy melihat dika seksama. dika ini,,apa iya dika itu nakal banget seperti yang dibilang ayahnya ?apa iya dia suka balap-balapan kayak yang sering dika bangga-banggain ?well, emang kalo pas dika ngebonceng andy sih kenceng banget naik motornya. dan..apa iya dika bener-bener suka sama istri kakaknya ?suka banget sampe dia patah hati pas si mbaknya itu bilang kalo dika bukan tipenya. pertanyaan itu terus menggema di pikiran andy. terus dan terus sampe tiba-tiba aja sepasang mata tajem itu melihat balik ke arah andy. mendekat dan..
"lo ngapain liat gue gitu-gitu amat dik ?" seru andy, udah sadar dia dari pikiran yang menggema tadi.
"lhah, lo duluan yang nafsu gitu liatin gue. gue kira lo mau nyium gue ato gimana gitu."
"sembarangan."
"ayo pulang, lo gak ada cita-cita buat kemah disini kan ?" dika menarik tangan andy. berjalan menaiki motor dika.
"inget loh, besok gue berangkat sama lo."
"iya bawel gue cium beneran nih." dika menarik kedua tangan andy, melingkarkannya di pinggang dika.
"elo itu ya, anarkis banget." protes andy. motor dika berlalu dari halaman smk athenna.***
"heh dika, lo ikutan balap-balapan ?" tanya salah satu temen kost dika, entah namanya siapa dika gak tau, yang jelas dia udah kerja, baik banget sama dika. suka minjemin mobil, ngebeliin makan.
"gak juga sih, hahah." dika ketawa garing. garing. iya garing banget hidupnya dika. udah hapenya rusak, rokok yang dibeliin andy kemaren kecuci lagi. hasshh..ini malah andy ditungguin gak nongol-nongol. lupa apa dia kalo dia sendiri yang janji mau nebengin dika.
"nungguin cewek seksi itu ya ?" tanya temen dika itu lagi.
"iya..tau darimana mas kalo aku suka balap. kayaknya aku gak crita deh." dika mulai beranjak dari teras kostnya. menghampiri temennya itu.
"ini, di fb kamu, ada yang menandai ini." kata mas yang belakangan dika tau namanya rio itu. yap, tau dari profil fbnya. rio memberikan hape pinternya pada dika. "keren banget sumpah."
"ini kapan mas taunya ?" dika terlihat panik.
"barusan kayaknya, yah lima menitan yang lalu." dika terlihat lega. bukan gara-gara rio bilang 5 menit yang lalu, lebih karena andy udah nongol.
"nih mas, makasih ya." dika bergegas menghampiri andy yang kelihatan panik banget. "lah lo kenapa panik ?" kata dika segera setelah menghampiri andy.
"itu, gue ternyata hari ini libur dik, orang tua gue udah terlanjur ke rumah nenek gue dan baru pulang ntar malem. lah gue gimana trusan ?"
".." dika bengong. "emang lo gak pernah ditinggal sama orang tua lo ?"
"..." andy menggeleng. "kalo malem minggu gini gak pernah."
"lah gimana sekolah lo bisa mendadak libur gitu sih ?"
"kemaren itu kan gue keasyikan ngobrol sama lo, gue gak tau deh kalo ada pengumuman kelas tiga libur."
".." dika bengong lagi. dika baru inget lagi kalo andy udah kelas tiga. "emang temen-temen lo gak sms atau apa gitu ?"
"nah itu dia, kemaren kan gue dapet sms dari nomer gak jelas, isinya juga gak jelas, jadi ya hapenya gue matiin, hape lo juga lagi rusak kan, jadi gue gak ada temen smsan, nah gue baru tau barusan."
".." dika menutup mukanya. "sekolah lo gak ada orangnya ?"
"ada sih, tapi kan kelas satu sama kelas dua, ngapain juga gue di sekolah, laptop gue dibawa ayah gue."
".." dika tiba-tiba ketawa. "lo itu bego tapi lucu ya."
"iya deh terserah lo. mau ngatain gue apa aja serah," andy mulai cemberut.
"ya udah lo ikut gue aja." dika bersemangat. dia teringat pesan dinding hendra tadi yang isinya kalo nanti siang ada acara race resmi di kota sebelah. dan hendra berharap banget kalo dika ikutan, karena rider andalan bengkel hendra lagi cidera. "lo bawa baju ganti gak ?"
".." andy menggeleng. "lhah gue kan mau sekolah ngapain bawa baju ganti."
"yaudah pokoknya ikutan aja." dika main ngebajak motor andy.
"eh mau kemana sih ?" andy semakin panik.
"somewhere only we know." jawab dika sambil menyunggingkan senyumnya.
"dih, mentang-mentang ikutan les bahasa inggris."
"ah, lo bawel gue cium nih."
"kan mulai anarkisnya."
"kita ke minimarket dulu." dan motor andy mulai berjalan pelan menunggalkan kost-an dika.
"lo gak lagi mau bolos kan ?" tanya andy setengah berteriak.
"gak bolos, cuman gak masuk aja." ***
Suasana di sirkuit Baladewa semakin siang semakin ramai. banyak motor-motor dragbike gitu terjejer gak karuan di kanan-kiri jalan. suasana sedikit tegang menyelimuti stand nomor 44.
"lo beneran yakin kalo dika bakalan lihat pesan dinding lo Hend ?" tanya Max, mekanik sekaligus pemilik bengkel yang menaungi rider di daerah dika berasal.
"yakin bang Max, soalnya dika sendiri yang telpon gue sore kemaren, bilang kalo ada apa-apa suruh ngeWall dia, soalnya hapenya dia rusak." jelas hendra, untuk keempat kalinya.
"kok dia bisa nelpon lo kalo hapenya dia rusak ?" selidik max. dia gak mau kalo pernyataan hendra barusan adalah bohong dan cuma buat menenangkan max aja.
"pake hape ..gak tau, orang abis itu dika bilang gue gak boleh sms atau telpon ke nomer itu lagi."
"dika bilang gitu ?"
"iya."
"pantesan kemaren gue sms sama telpon ke nomer yang itu gak ada respon." max manggut-manggut.
"kok lo sms sih bang ?kalo dika ngamuk gimana ?"
"lha gue gak tau, gue kira itu dika ganti nomer, orang dika kemaren nelpon gue lama banget. mana ada orang yang dengan seneng hati minjemin hapenya buat telponan lama benget ?"
"halo.." hendra mengangkat telponnya yang bergetar."heh kampret lo dimana ?apa?oke gue temuin di depan nanti. iya iya gue kesana sekarang." hendra menutup telponnya.
"siapa Hend ?"
"dika bang, dia udah mau nyampe, suruh nungguin depan. salah maksud gue, semua suruh nemuin dia di depan."
"kita semua ? satu kompeni gini ?" max meyakinkan. hendra mengangguk.***
Dika masih nangkring di motor andy. nungguin si empunya motor yang lagi pipis di pom bensin. sesekali matanya melirik jam di tangannya. udah merapat di jam 10.
"ahh lo lama banget sih." omel dika begitu melihat andy keluar dari toilet. saking gak tahannya nunggu, dika mindahin motornya ke depan pintu toilet, biar bisa langsung ngomelin andy begitu andy keluar dari toilet. "kita udah 3 kali mampir di pom."
"ya sorry, gue gak pernah perjalanan jauh gini naik motor dik." wajah andy terlihat lemes.
".." giliran dika panik. gak hanya lemes, wajah andy pun mendadak pucet. "lo baik-baik aja kan ?"
"masih jauh ya dik ?"
"kenapa ?lo mendadak sakit ?"
"gak usah balik tanya bisa kan ?" perlahan andy duduk di belakang dika.
"masih sejam-an lagi sih, pegangan yang erat ya." dika kembali melajukan motor andy, kali ini pelan. tangan kirinya menggenggam erat tangan andy yang melingkar di pinggangnya. "sabar ya." ucap dika pelan sembari menoleh pada andy.***
Andy menganga gak percaya dengan apa yang dia lihat. wajah pucetnya tadi berubah jadi...berantakan banget. sesekali dia melihat dika yang berdiri di sampingnya.
"ini seriusan kita kesini ?"
"iya, gak apa kan ?please, untuk kali ini aja, temen-temen gue butuh gue banget."
"lo tau, kalo sampe.."
"jangan sampe kalo gitu, please janji jangan sampe orang tua gue tau." potong dika, seolah-olah dika tau apa yang akan andy bilang.
"dika, gue..." andy panik dan seketika....dika nyium andy. yupp.. dika mengecup lembut bibir andy. dan seketika juga andy seperti membatu. gak bergerak. jantung andy bener-bener kayak orang abis latian skipping 1000 kali loncatan. berdetak kenceeeeeng banget.
"please, janji lo gak akan bilang ke orang tua gue kalo gue ikutan ini, sama kayak lo gak akan bilang ke orang tua gue kalo gue nyium lo." kata dika pelan, sesaat setelah melepas bibirnya dari bibir andy.
"lo barusan nyium gue." andy gak percaya rupanya. dia...jangankan dicium cowok, di bibir, di peluk cowok aja ya baru kemaren itu sama dika. andy emang punya pengalaman di segala bidang, kecuali di bidang hati, dia sama sekali..ah sudah lupakan. "dika lo barusan nyium gue ?" andy bertanya pelan.
"gue udah bilang kan kalo lo bawel-bawel gue bakalan nyium lo." jawab dika enteng. menggandeng tangan andy, berjalan mantap menuju gerbang sirkuit Baladewa. dimana temen-temen dika yang tergabung dalam maxspeed racing team telah menunggu. "hai brow.." dika menjabat tangan Max, dan temen-temennya yang lain. tos tos gak jelas ala cowok. "sorry lama." dika senyum sambil melirik andy yang masih syok berat. "kenalan kali mbak." bisik dika.
"hah ?" andy keliatan bingung. sumpah abis dicium dika, andy jadi gak konsen banget. "oh, gue..em.. panggil aja gue andy." andy nyengir, mulai menjabat tangan temen-temen dika.
"hai, gue max, gue panggil lo cantik aja boleh gak ?" goda max. senyumnya mengembang."boleh gak nih dik ?" max bertanya pada dika, yang keliatan banget gak suka liat andy digodain temen-temennya.
"hah ?ya serah kalian lah. mau panggil dia ibuk juga terserah."
"cie, ngambek.." goda hendra.
"hai guys.." sapa seorang cewek. yang tiba-tiba menggandakan diri jadi 3 orang cewek.
"hai..." jawab temen-temen dika kompak.
"dicariin bukannya di stand, malah di sini." protes salah seorang cewek berambut panjang, kurus, mungil, cantik banget. imuut banget.
"iya, nih, menjemput hero kita." jawab hendra.
"ya ampun..dikaaaa..." dan 3 cewek tadi berhamburan meluk dika. "heh, lo beneran dika kan ?ya ampun kangen banget gue sama lo." kata mereka bareng. andy cuma bengong aja.
"bisa aja kalian." dika melepas pelukan 3 cewek itu.
"udah reoninya dilanjut di stand, udah mau main racenya." max mengingatkan.
"em..gue ikutan masuk ?" andy bertanya polos.
"ya iyalah cantik, ntar bisa-bisa dika kalah balapan kalo misal kamu gak ikutan masuk." jawab max. andy melihat dika, sumpah rasanya andy pengen cepet-cepet pulang.***
Dika udah ganti kostum macam rider-rider motogp gitu. ya pokoknya macem dani pedrosa yang udah siap mau balapan lawan rossi gitu, cuman warnanya merah, lah pedrosa kan orens.
"jangan macem-macem loh kalian." hardik dika pada temennya.
"macem-macem apa pula maksud lo itu ?tenang aja kita bakalan jagain si cantik ini kok." jawab max. udah gerah banget liat dika yang kesannya kayak.. ah sudah lupakan.
"lo.. kalo sampe mereka macem-macem sama lo, hajar aja, lo kan pinter main hajar-hajaran." kata dika pelan pada andy, tapi toh temen-temennya denger.
"maksud lo ?heh gue gak suka ya lo ngatain gue pinter main hajar-hajaran, gue gak anarkis kayak lo." andy emosi. ralat emosi banget. apalagi setelah tadi dika nyium dia, trus sekarang andy malah ditinggal balapan. dititipin sama temen-temen dika yang wajahnya mencurigakan semua.
"gak usah teriak-teriak kali mbak, laper lo ntar." goda dika. ini sumpah dika cengingisan banget. gak sopan banget. "yaudah gue balapan dulu, doain ya biar gue menang." cuppp..dan dika mengecup kening andy, membelai lembut pipi andy. "gue pasti menang, demi lo." dika bergegas mengenakan helmnya. berjalan mantap ke motor yang nantinya dia joki. andy rasanya bener-bener pengen nendang dika saking emosinya. udah seenaknya ngebajak motor orang, bawa kabur ke sirkuit gak jelas, main nyium bibir seenak jidatnya, udah gitu ditinggal balapan lagi.
"kalo aja gue tau gue lagi dimana, dan gue tau gimana cara balik." umpat andy pelan.
"hey, gue fita." seru cewek yang tadi main meluk dika. "ini jihan, dan ini hera." lanjutanya sambil menunjuk cewek di sebelah kanan dan kirinya. "lo siapa ?" cewek itu mengulurkan tangan. salah fita maksud gue.
"nama gue andy." andy mencoba tersenyum. menjabat tangan fita, lalu kemudian jihan dan hera.
"ya udah, gue sama hera ke bang max ya fit." kata jihan, kemudian berangsur meninggalkan andy dan fita. dan langsung, andy ngerasa horor.
"lo temen smp-nya dika ya ?" tanya andy mencairkan ke-horor-an hatinya.
"yup, temen dari sd, smp, sma juga sih, sebelum akhirnya dika pindah ke wilayah lo." fita senyum.
"dika sejak kapan suka balapan ?"
"lumayan lama sih, dari sd kelas 6 dia udah tertarik gitu sama drag bike, ya, kakaknya kan juga hobi balapan, tapi gak balapan model road race, lebih kayak motogp gitu." jelas fita.
"dari kelas 6 ? seriusan ?" andy gak percaya, dia aja baru bisa naik motor sma kelas 2.
"dika keren banget pokoknya, sering menang juga, tapi gara-gara pernah jatuh trus lukanya cukup parah, dia vakum, karena ayahnya murka banget, jadi deh dia dipindahin sekolahnya, dengan harapan supaya dia gak hobi balap-balap lagi. gak nakal lagi."
"tapi dia masih nakal." canda andy, serius sih niatnya. diliat dari sikap dika pada andy belakangan ini.
"oh ya, lo udah berapa lama kenal dika ?"
"berapa ya, ya pokoknya dika pindah ke kota gue, ya saat itu gue kenal dia. awalnya dia pendiem banget, tapi lama-lama asyik juga anaknya."
"iya anaknya asyik, pinter juga loh dia. lo temen satu kelasnya dia ?"
"bukan kok, kita gak satu kelas."
"yah gak bisa contekan dong ?tapi satu sekolah kan sama dika ?"
"gak juga. sekolah gue itu banyak ceweknya, dan lagian, kalopun kita satu sekolah, pelajaran kita pasti udah beda, kan gue SMK dika SMA, udah gitu kan gue kelas 3, dika masih kelas satu." terang andy sambil melihat dika yang lagi sibuk dengan gasnya, balapan di sirkuit.
"apaa ??lo udah kelas tiga ?" fita gak percaya.
"iya, kenapa ?" andy panik. soalnya fita main nowel bahu andy. berasa kayak fita mau pingsan.
"sumpah lo kelas 3 ?"
"iya, kenapa sih ?"
"gak keliatan banget, gue kira lo ..maksud gue, kamu kak, kamu masih kayak anak smp kak." fita nyengir.
"masak sih ?perasaan ya udah kayak anak sma kelas 3 deh." andy ketawa garing.
"..." fita diem. ternyata dika masih suka sama cewek yang lebih dewasa dari usianya. batin fita sedih. fita sudah 3taun terakhir suka pada dika, ya walaupun selama 3 tahun itu dia gonta-ganti pacar, tapi hatinya masih terpaut pada dika. "udah lama pacaran ?" tanya fita hati-hati.
"kita gak pacaran, cuma temen aja, dika malah jadian sama temen sebangku gue, hampir 3 bulan, trus putus minggu lalu. kenapa sih ?jangan bilang kalo lo ceweknya dika yang di..."
"bukan kok, gue bukan ceweknya dia." potong fita.
".." andy manggut-manggut. "lo sebagai temennya pernah gak di-anarkis-i sama dika ?"
"maksudnya ?"
"lo liat kan tadi sebelum dika race dika main nyium kening gue, gak sopan banget."
"hahaha..." fita malah ketawa. "iya gue liat, lah itu makanya gue kira kamu itu pacaran sama dia mbak."
"gak ngerti gue, gue itu, emang punya banyak temen yang temenan sama cowok, tapi gak kayak dika gitu." andy kembali melihat di sirkuit. last lap, dan dika memimpin di barisan paling depan. "itu depan sendiri dika bukan sih ?"
"iya itu dika.." fita kelihatan semangat banget. apalagi setelah wasit mengibarkan bendera finish.
"yeeeeeee" seluruh kru maxspeed racing team bersorak. begitu juga andy dan fita yang langsung berpelukan ala teletabis. BRAKK..tiba-tiba di sirkuit dika terjatuh karena disenggol motor lawan. andy berteriak histeris, pun dengan teman-teman dika.***
Dika duduk di pinggiran ranjang di kamarnya. sesekali meringis, menahan luka di lututnya. tangan kanannya tak henti-hentinya membelai lembut kening andy yang terbaring pucat di kamarnya. udah hampir 6jam andy menutup matanya. masih bernapas sih, tapi kan aneh aja, masak pingsan gitu doang 6 jam kagak sadar-sadar. orang dika yang jelas-jelas jatuh ditabrak motor sama lawannya aja masih bisa melek, bahkan dika masih bisa ngebonceng andy dari sirkuit baladewa ke Jl. Bhayangkara No.112 yang jaraknya 68km dan gak lain adalah rumah dika.
"ini cewek pingsan apa mati sih mah ?" tanya dika pada mamanya yang baru aja masuk bawain teh anget.
"huss, kamu ini sembarangan. kamu udah telpon orangtuanya kan ?"
"udah, kan tadi mama juga yang ngomong sama orangtuanya."
"mama lupa. yaudah, mama siapin makan dulu ya, kamu jagain dia." mamanya dika berangsur meninggalkan kamar dika. dika berjalan terbata-bata menuju pintu kamarnya. mengunci pintu kamarnya, mencegah kalo-kalo bintang, adiknya main masuk kamarnya. bisa gawat kalo bintang tau ada cewek cantik yang lagi pingsan di kamarnya, terlebih kalo sampe bintang tau dika cidera, sekalipun cowok dan masih kelas 4 SD si bintang ini ember banget, dikit-dikit ngadu ke papanya dika.
"harum banget ini kamar. dih, rame banget temboknya." kata andy yang baru aja membuka matanya. Dika langsung memasang tampang garang. "lah kok ada lo sih." andy kaget begitu duduk dan melihat dika berdiri tepat di depannya.
"ini kamar gue, kenapa masalah ?" dika langsung emosi, dan merebahkan badannya di sebelah andy.
"bentar, kenapa bisa gue ada di kamar lo ?"
"hey, jangan bilang lo lupa kalo lo tadi siang pingsan." dika bangkit, dan ikutan duduk di samping andy.
"iya gue tau gue pingsan, tapi kenapa lo bawa gue ke kamar lo ?"
"lo maunya gue bawa kemana ? ke rumah sakit ?gue gak punya duit mbak."
"kan ga harus rumah sakit bisa kali mas."
"trus lo berharapnya gue bawa lo kemana ? balik ke rumah lo ?gue bilang apa sama orang tua lo kalo orang tua lo nanya kenapa anak ceweknya pingsan ?lagian orang tua lo bukannya lagi ke luar kota ?"
"iya sih, tapi ya gak usah bawa gue ke kost lo kan bisa." andy kesel, lebih ke lemes sih, hellow dia belum makan dari pagi. perutnya cuman berisi pisang goreng satu potong doang, itu aja juga udah dibagi sama dika.
"emang siapa bilang ini kost-an gue ?ini kamar di rumah gue. kalo gue bawa lo ke kost gue, yang ada lo abis sama temen-temen kost gue." dika ini udah emosi banget. ngomongnya kenceng banget, sampe andy merem-merem ngedenger dika ngomel. "mereka kan anarkisnya pake sangat." dika menurunkan volume suaranya.
"plis ya, gue enggak budek." kata andy tegas. beranjak dari ranjang dika, menuju lemari yang berdiri tegap di seberang ranjang dika. "gue pinjem baju." dan andy tanpa ba bi bu langsung ngebuka lemarinya. dan..tapi gak bisa, iya soalnya sama dika udah dikunci lemarinya, dika ini kayaknya udah tau banget apa yang bakalan andy lakukan.
"lo pake baju ini aja." dika memberikan sehelai bajunya pada andy. *diiihh sehelai [?]
"apaan ini ?" andy menerima baju itu. yupp mantan kaos olah raga SMP dika. "idih ogah gue, lo aja yang pake." andy segera mengembalikan baju itu. kenapa dibalikin, karena andy gak suka pake baju olahraga apalagi bajunya kegedean. "gue gak suka warnanya. apaan olah raga bajunya warna kuning." andy membalikkan badan dan kembali bersusah payah mencoba membuka lemari dika. "ini kenapa susah banget dibuka sih."
"lo gak pernah tau ya kalo lemari sekarang udah bisa dikunci."
".." andy bego. ya pastilah lemarinya susah dibuka. orang dikunci.
"kan..lo itu bego tapi lucu ya." komen dika. menaruh baju olahraganya di kursi sebelah lemarinya.
"lagian kenapa lo kunci segala sih ?gue pake baju apa coba ?"
"ya suka-suka gue, lemari punya gue. kalo lo gak mau pake baju olahraga itu yaudah, pake seragam lo itu aja."
"yah, jangan dong, kan horor pake seragam gini."
"yaudah ini pake."
"gak mau, kan gue udah bilang gak suka pake seragam olahraga. lo aja yang pake, gue pake kemeja lo itu." andy menunjuk kemeja yang nempel di badannya dika. kemeja batik coklat.
"kemeja ini ?gak kegedean banget lo pake ?"
"kenapa lo berubah pikiran mau ngebukain lemari lo ?"
"eh gak gak, lemari gue itu privasi gue. gak ada yang boleh buka." dika mulai membuka kancing kemejanya. andy segera berbalik menghadap lemari. udah kayak main petak umpet gitu. "liat gue kali mbak, malah ngadep lemari." dika sudah melepas kemejanya.
"gak usah bawel lo, sini bajunya." andy masih nempel di lemari.
"gitu cara lo minta tolong. liat gue kali mbak." goda dika.
".." andy sudah menghadap dika. "mana bajunya." dika senyum gak jelas. memberikan kemejanya pada andy.
"buruan ganti, bentar lagi temen-temen gue kesini." dika memakai baju olahraganya.
"ya lo keluar kali. masak iya gue ganti baju lo-nya disini."
"udah buruan ganti, apa mau gue gantiin baju lo." dan tangan dika main nempel di kerah seragamnya andy.
"hisshh..lo anarkis banget jadi orang." andy mengibaskan tangan dika.
"gue udah bilang kan..kalo lo bawel.."
"iya iya iya, gausah diterusin." andy bener-bener lemes kalo inget tadi siang dicium dika.
"..." dika menyunggingkan senyumnya. kemudian berbalik badan. mengisyaratkan pada andy untuk segera ganti baju, karena jam di dinding sudah merapat ke jam 7 malem. temen-temen dika pasti udah mau sampe.
"jangan ngintip loh," hardik andy.
"iya..buruan deh.." dika udah gak sabar. kalo dipikir-pikir dika bisa aja langsung balik badan dan..ah sudah lupakan.
"nih udah." andy sudah selesai memakai kemeja dika. "nih bawain dulu seragam gue dulu. gue mau nyisir rambut dulu." andy memberikan seragamnya pada dika, bergegas menuju tasnya, mengambil sisir.
".." giliran dika bengong. terpesona melihat andy. "lo apain itu kemeja gue ?sampe jadi kayak begitu ?"
"kenapa emang ?" andy masih menyisir rambutnya. jadi kemeja dika dimodifikasi gitu sama andy, bisa jadi semacam minidress. cantiiikk banget. "lo takut kemeja lo rusak ?gak bakalan kok. ini gue ngiketnya gak kenceng-kenceng amet. jadi gak akan rusak."
".." dika masih bengong. "gak, lo cantik kok. keliatan manis." puji dika tulus. glek, giliran andy bengong.
"lo barusan muji gue ?"
"kenapa, lo berharap gue nyium lo lagi ?" goda dika, menyunggingkan senyumnya. PLETAK, "aww" dika mengaduh, karena barusan dihadiahi pukulan sisir oleh andy.
"dik..jujur ya, gue itu belum pernah dicium sama cowok, jangankan dicium,di gandeng sama cowok aja gak pernah, dirangkul apalagi dipeluk juga gak pernah. dan itu baru lo." kata andy pelan. duduk lesu di ranjang dika. jujur juga, dika gak siap dengan pernyataan andy barusan. jadi..cowok yang pertama nyium andy itu gue?batin dika. dika jadi serba salah. dika sendiri gak tau kenapa tiba-tiba aja dia bisa nekat nyium andy tadi. dika cuma tau kalo beberapa hari terakhir ini yang ada di pikirannya cuma andy. karena memang selalu andy yang ada di hari-harinya sekarang.
tapi dika belum bisa memutuskan kenapa bisa seperti itu, dika belum bisa memutuskan apa dika mulai menaruh rasa pada andy atau gak, karena sampai saat ini dika masih belum bisa move on dari kakak iparnya, yang adalah istri wildan, kakaknya. dika mengambil duduk di sebelah andy. merangkul andy dan menenggelamkan kepala andy dalam peluknya. dika membelai lembut rambut andy.
"gue minta maaf kalo gue seenaknya sama lo, gue gak bermaksud apa-apa kok. tapi lo harus tau, gue ngelakuin itu semua bukan gara-gara gue pengen macem-macem sama lo, gue cuma mau mastiin, kalo cowok pertama yang gandeng tangan lo, yang ngerangkul lo, yang meluk lo, yang nyium lo, adalah orang yang bener-bener sayang sama lo. dan ya, gue sayang sama lo. gak peduli lo itu siapa,dan apa gue pantes buat lo.gue cuman sayang aja sama lo." kata dika pelan. sambil masih membelai rambut andy. andy diam. mencoba mencerna kata-kata dika barusan. seriusan itu dika bilang gitu barusan ?batin andy. andy melepas pelukan dika. menatap dika tajam.
"lo becanda atau serius bilang gitu ?atau lo cuman mau meng-anarkisi gue kayak biasanya ?"
"gue serius, gue gak tau sebenernya ada apa sama diri gue. gue cuman gak mau kalo -the first one buat lo itu adalah orang yang gak bener-bener sayang sama lo.
"jadi maksud lo, lo beneran sayang sama gue ?" tanya andy polos. dika tersenyum. mendekatkan wajahnya pada wajah andy. dekat banget hingga andy bisa merasakan nafas dika.
"trust me." dika makin mendekatkan wajahnya pada wajah andy. kembali mengecup lembut bibir andy. memeluk andy hangat. "from now on, your happiness is my responbilty." ucap dika pelan sesaat setelah mencium andy.
"I don't wanna get hurt again." entah gara-gara apa, tiba-tiba air mata andy menetes.
"I'm not gonna hurt you." dika tersenyum tipis, menghapus buliran air mata yang menetes deras di pipi andy. dika kembali mengecup lembut bibir andy. "you know why ? your lips are kissable." dika kembali senyum. bangkit dari duduknya. melepas kaos olah raganya. andy yang gak siap ngeliat dika telanjang dada langsung ngapar, sembunyi dibalik selimut tebal di kamar dika.
"bisa gak sih lo kalo mau buka baju ngasih kode dulu." protes andy sambil masih tenggelam di selimut.
"kenapa sih lo ?horor banget liat gue buka baju ?heh di  badan gue yang seksi ini tuh gak ada gambar setannya, jadi lo gak perlu horor." dan kini dika malah menarik paksa selimut yang menaungi wajah andy. "heh, cewek, gue itu cuma telanjang dada doang, gak telanjang beneran."
"buruan pake baju lo, ato gue bakalan teriak !!" ancem andy sambil merem-merem. dika tersenyum. mengambil kaos yang tergeletak gak berdaya di pinggiran kasur.
"udah mbak, bisa buka matanya." andy perlahan membuka matanya. dan..dika udah berkaos tosca bergambar dragbike bertulis dika #112 m44x_RT. alah gak penting.
"lo..liat aja kalo kita udah balik di kerajaan gue. abis lo sama gue." andy nampaknya marah.
"kalo gitu gak usah balik, gampang.!!" dika berlalu menuju pintu, yupp pintunya diketok-ketok soalnya. giliran andy bengong. terdiam membatu. mencerna setiap apa yang barusan dia alami. apa dika beneran ya tadi ?apa iya dika sayang sama gue ?apa iya dika tadi gak cuma bohongin gue ?apa iya tadi itu gue ya ?kenapa ini sama gue ?kenapa tadi gue diem aja pas..CUPP..dika main ngecup kening andy. membuat andy nyaris pingsan saking kagetnya.
"heh, ayo buruan, lo laper gak, dinner time." dika menggelandang tangan andy.
"heh lo, gak sopan bangeeeett." teriak andy. gak keras sih. tapi bisa di liat kalo andy marah banget.***
Dika duduk santai di teras rumahnya. menghisap dalam-dalam rokok di tangannya. mata teduhnya sesekali memandang ke langit. melihat ribuan bintang yang berhamburan menyinari malam minggu yang suram ini. entah udah berapa lusin malem minggu yang dika habisin hanya dengan duduk di teras sambil rokok-an. temen-temennya tadi udah pada pulang, hampa karena pas mau ngajak dika buat selebrasi kemenangannya eh tiba-tiba aja papanya dika pulang. dan ngelarang dika kemana-kemana. jadilah,pukul 23.24 malem gini dika terdampar di teras rumahnya.
"alah, tambah pingin bunuh diri aja gue." umpat dika kesal. melempar puntung rokoknya. hapenya bunyi, tertera nama Fita di layar. "lah, kok ini cewek bisa ditelpon fita ?" gumam dika. ternyata hapenya andy yang dia bawa.
"halo..ngapain lo telpon ?" dika jutek.
"lah lo ngapain bawa hapenya mbak andy ?"
"suka-suka gue lah, gue ingetin ya, jangan macem-macem sama dia ato elo bakalan gue jadiin ban motor gue."
"sadis banget lo, gue cuman mau tanya sama mbak andy gimana keadaannya dia, apa udah baikan ?ini gue ada baju juga, dia pasti tadi gak keluar kamar karena dia pake baju lo yang pada gede-gede itu kan ?" omel fita.
"bukan urusan lo, gue emang ngelarang dia keluar kamar, karena cantiknya dia cuman buat gue, gak boleh buat anak-anak lain. dan dia udah sadar." dika gak kalah ngomel.
"heh jangan bilang lo naksir sama mbak andy ?" selidik fita.
"bukan urusan lo, udah terusin sana pesta-pestanya, bilang sama Max, honor gue suruh transfer. bokek gue." dan tut tut tut, dika menutup telponnya. "dasar, gangguin orang ngelamun aja." dika beranjak dari teras dan tiba-tiba menemukan sosok wanita berdiri tepat di belakangnya.ATDEZIINGG !!Waaa!!
"dik, anterin gue pipis." ternyata andy.
"lo bikin gue kaget aja deh. kamar mandinya kan ada di seberang dapur tadi deket juga dari kamar gue."
"tinggal anterin aja apa susahnya sih."
"..." dika menghela napas. bener-bener gak ngerti sama cewek di depannya ini. "yaudah, buruan masuk gih." andy berjalan kembali memasuki rumah, diikuti dika di belakangnya.
"lo gak dingin masih pake baju model gitu ?" tanya dika sesaat setelah andy keluar dari kamar mandi.
"gue udah biasa sama yang namanya dingin." jawab andy dingin. melangkah meninggalkan dika. bener-bener dingin rasanya badan dika begitu mendengar jawaban andy barusan. dingin banget sampe rasanya kayak membeku.
"lo marah sama gue ya ?" dika sudah menyamai langkah andy. mengikuti andy yang sekarang sudah belok ke kamar.
"kok lo ngikutin gue sih ?"
"gue gak akan ninggalin lo sebelum lo jawab pertanyaan gue."
"emang penting ya gue marah sama lo apa gak ?"
"ya pentinglah, kan tadi gue udah bilang, from now on, your happiness is my responsibility, jadi kalo lo marah, ngambek, sedih itu artinya gue gagal bikin lo bahagia. gue udah bilang kan tadi, gue itu sayang sama lo."
"..." andy diem. lebih ke, surprised banget, "jadi itu semua beneran ?lo sayang sama gue ?"
"lo beneran mau gue cium lagi ?" dika sudah bersiap mendekatkan wajahnya pada andy. "aww" dika meng-aww lagi karena lututnya ditendang andy. pelan sih, tapi pas kena lukanya jadi dahh dia Aww.
"ehh, sorry sorry, gue lupa. sakit ya ?" andy mengelus lutut dika yang luka. ngeri-ngeri ngerasa bersalah banget.
"apaan sih lo, gak usah berlutut segala deh, gak apa kok." dika risih banget. membantu andy berdiri lagi, sebenernya sih  lebih ke memaksa andy berdiri. "tidur gih, besok pagi gue anter lo pulang."
"pulang kemana ?" tanya andy polos.
"lo lupa kalo ini bukan rumah lo ?" dika kembali emosi.
".." andy nyengir. "jadi besok pulang ?"
"iya..kenapa ?lo udah betah banget disini ?gue gak apa sih kalo lo mau tinggal disini, seneng banget gue malahan, ada temen buat bobok. gak dingin lagi deh." dika melangkah menuju ranjangnya. menghempaskan badannya ke kasur empuknya. "capek banget gue hari ini. bener-bener capek sampe rasanya gue pengen mindahin nyawa gue ke kasur ini." kata dika pelan, tapi jelas banget di telinga andy.
"lo tidur gih, selimutan biar ga dingin. gue bisa tidur di luar." andy menyelimuti dika. mengambil bantal yang tergelatak tak bernyawa di sebelah dika.
"eh, jangan." dika dengan sigap meraih tangan andy. otomatis membuat andy, gak hanya berhenti, tapi juga terduduk di kasur. "tidur sini aja sama gue." kata dika, dengan tampang memohon.
"WHAT ?" andy langsung berdiri. murka banget. namun seketika duduk lagi karena ditarik dika lagi.
"mau ya ?gue gak akan ngapa-ngapain lo kok."
"heh, bukan berati tadi lo maksa nyium gue dan gue diem aja, trus lo jadi ngira gue cewek gampangan. gue bukan cewek gampangan. " andy berkata tegas, sekalipun pelan. iya pelan, helooo udah tengah malam gini masak iya teriak-teriak. mending kalo di rumahnya sendiri, ini kan di rumah orang lain.
"gue ngerti kok, lo bukan cewek gampangan, maka dari itu gue sayang sama lo." jawab dika enteng. gak peduli banget dika kalo andy lagi marah.
"gue gak pernah tidur sama cowok."
"ya sama, gue juga gak pernah tidur sama cewek. okey gue emang urakan, tapi swear gue gak pernah aneh-aneh sama cewek. percaya sama gue."
"dan lo sekarang mau aneh-aneh sama gue ?"
"gak, gue cuman gak mau lo tidur di luar, gue juga gak mau tidur di luar, jadi mending kita tidur bareng aja."
".." andy bingung. kayaknya si dika ini serius. tapi kan.."yaudah gue tidur di bawah aja kalo gitu." andy udah siap ngapar di lantai saat tiba-tiba dika bangkit dan mendorong andy ke kasur.
"lo tidur di atas sama gue, atau lo mau gue cium sampe tidur ?"
"dik lo kenapa sih, lo itu kebanyakan nonton film dewasa ya ?" andy bener-bener ketakutan. ini dika marah apa gimana sih ? nyeremin banget, anarkisnya itu loh.
"gue gak..apa lo bilang ?heh gue gak pernah nonton yang aneh-aneh ya, gue cuman sayang aja sama lo. lo ngerti gak sih sayang itu apa ?"
"iya tau gue, jadi lo serius sayang sama gue ?gue ingetin nih, gue itu gak seumuran sama lo, lo tau kan gue udah kelas 3. gue gak mau aja lo nantinya nyesel."
"nyesel kenapa? gue kan udah bilang, Love is Love, Age is just a number, gue akan buktiin ke elo. sekarang gue tanya, lo emang gak sayang sama gue ?"
"lo tau kan gue udah bertaun-taun jomblo, jadi gue gak tau apa ini sayang apa bukan, gue takut memutuskan apa gue sayang sama lo apa gak, tapi tiap ada lo, gue ngerasa nyaman, gue selalu deg-degan tiap lo nyentuh gue, jadi lo bisa bayangin kan gimana tadi perasaan gue pas lo nyium gue. gue seneng aja gitu ada lo di hidup gue." jelas andy. "gue takut kalo lo tiba-tiba gak inget gue." lanjut andy. dika tersenyum.
"gue gak peduli gimana perasaan lo ke gue, tapi gue seneng denger apa yang lo rasain ke gue."
"gue seneng kalo lo seneng. terlebih kalo lo seneng karena gue.so, are we dating now ?" tanya andy takut-takut.
"no we are not. we're in serious relationship." jawab dika mantap. "kalo lo macem-macem sama cowok lain, abis lo sama gue." ancam dika.
"..." andy terseyum. "just don't make me get hurt again."
"trust me, sekarang lo tidur, apa gue cium lo sampe tidur ?apa lo yang gantian nyium gue." goda dika.
"kan, lo jangan buat gue horor deh." andy menenggelamkan wajahnya di selimut. diikuti dika yang berbaring di sampingnya.
"good night." ucap dika pelan. senyumnya terus mengembang.
"awas kalo lo aneh-aneh."
"gak akan, gue gak akan aneh-aneh sama orang yang gue sayang. tapi gak tau kalo misal ntar gue udah tidur dan..."
"dika.." potong andy.
"gak akan kok, tenang aja." dika menutup kedua matanya.menenggelamkan diri dalam mimipi indahnya.***
Andy berusaha membuka matanya yang gak tau kenapa hari ini berat banget dibuka, berasa abis dilem pake lem kayu. ya gimana gak berat ?orang sama dika matanya ditutup pake kain.
"dik..kok gelap ya ?" tanya andy pelan, tapi panik. iyap..andy udah berhasil membuka satu matanya, tapi gak ada yang bisa dia liat. gelap. "dik..mati lampu apa lagi gerhana matahari sih ?" tanya andy semakin panik. andy udah mikir yang gak-gak, seperti, gimana kalo dia buta tiba-tiba?
"lo udah bangun ?" sahut dika sesaat setelah masuk kamar. abis mandi dia rupanya.
"lo udah bangun ?" andy giliran tanya. "kok gelap banget ya dik ?"
"gelap apaan sih ?orang terang benderang gini." dika berjalan menuju lemari pakaian, bersiap ganti baju.
"..." andy bener-bener panik. "gue buta ya dik ?" tanya andy lemas.
"gak buta kok, cuman mata lo gue tutup aja pake dasi seragam lo." jawab dika enteng sambil memilah baju yang mau dia pake.
"WHATTT ??" andy berseru, "jadi ini gelap bukan gara-gara gue buta ?"
"lo itu kenapa jadi tambah bego sih ?emang mata lo itu gak pernah di tutup pake kain ?emang lo gak pernah dapet surprise apa ?" omel dika, berjalan menghampiri andy. membuka ikatan dasi yang menutupi mata andy.
"sialan, lo ngapain pake nutup mata gue sih ?" andy menarik dasi yang membelenggu matanya. kemudian mengucek matanya yang masih terasa perih banget. dika tersenyum tipis. mengambil bungkusan kecil yang ada di bawah tempat tidurnya. memberikannya pada andy.
"happy birthday..." dika menggantungkan kalimatnya, terlihat bingung. begitu juga andy, menerima kotak kecil pun dengan bingung. "beautiful." lanjut dika. andy bener-bener surprised banget. gak tau harus gimana. ini tanggal berapa sih? apa iya ini ulang taun gue ?pikir andy.
"..." andy gak tau harus ngomong apa, akhirnya dia memilih buat mangap lalu mingkem lagi.
"well.. say something."
"um..I..um..Thanks..gue bener-bener gak inget ini ulang taun gue. ini tanggal berapa sih ?perasaan gue taun ini udah ulang taun deh !!" andy masih heran. mengambil bungkusan yang diberikan pada dika.
"emang ini bukan ulang taun lo." jawab dika enteng lagi. "lagian mana gue tau lo ulang tahunnya kapan." ATDEZING !!
"terus ?maksud lo ?pagi-pagi nutup mata gue paki dasi, trus bilang happy birthday itu apa? apa itu maksudnya ?"
"mulai sekarang, hari ini, setiap tanggal 11 Agustus itu akan jadi hari ulang tahun kita." dika senyum. bisa andy liat kalo senyumnya dika pagi ini maniiiisss banget.
"kenapa emangnya sama 11 Agustus ?"
"gak tau, cuman gue pengen aja ngerayain ulang taun bareng pasangan gue pas 11 Agustus." dika nyengir.
"jangan-jangan ini sebenernya ulang taun lo ya ?" tanya andy antusias.
"idih, sok tau."
"alah bilang aja, iya kan ?ini hari ulang taun lo kan ?"
"bukan.. beneran bukan."
"alah boong lo..kalo bukan trus ulang taun lo kapan ?"
"mau tau banget sih gue ulang taunnya kapan ?lo gak perlu tau, ga usah cari tau juga."
"pelit.." andy memulai membuka bungkusan kecil itu. dan alangkah terkejutnya dia apa yang ada di dalemnya. coba tebak apa ?hayo apa ?
"suka gak ?" dika ganti yang antusias.
"..." andy diem. bener-bener gak nyangka sama apa yang ada di dalem box kecil yang dikasih dika.
"heh..jangan diem aja kali mbak.." dika menowel pipi andy.
"lo beneran gak punya duit ya dik ?" kata akhirnya. mengeluarkan cincin dari box itu. bukan cincin sih, replika cincin, terbuat dari beberapa lilitan batang rumput, trus ada permatanya, you know permatanya apa? bunga dandelion kuning. bukan yang putih yang suka ilang bunganya pas ditiup itu ya. yang kuning pokoknya. tapi sumpah bagus banget jadinya. andy masih mengamati cincin flora yang dikasih dika.
"kenapa sih ?itu tuh ramah lingkungan banget. natural banget tau, kayak lo." dika menyahut cincinnya. meraih jari manis andy, memakaikan cincinnya. "perfect." dika kembali tersenyum.
"dik, lo seriusan sama gue ?"
"gue gak pernah seserius ini sebelumnya, gue ga pernah ngasih apapun ke cewek, terlebih ngasih cincin I made myself." dika mulai serius.
"I warn you, gue udah kelas 3 dika, gue gak tau apa hubungan ini akan berhasil apa gak, tapi kalo lo berusaha, gue juga akan berusaha lebih,"
"I'll show you later." dika mencium punggung tangan andy. "sekarang mendingan lo mandi deh. bentar lagi kita berangkat."
"bentar lagi ya, gue masih males banget.."
"kenapa ?lo udah beneran betah banget tinggal disini ?pindah disini aja kalo gitu, biar gue bisa tiap hari balapan. dan gak perlu nahan laper karena kehabisan uang jajan." PLETAK !!dika langsung dihadiahi pukuran keras pada kepala oleh andy. "lo itu beneran minta dicium sampe tidur ya." dika sudah siap mencium andy saat tiba-tiba pintu kamarnya diketuk. "damn..siapa sih, ganggu aja." gerutu dika berjalan meninggalkan andy.fyuuhh thanks siapa aja itu yang ngetuk pintunya.***
Andy menghela napas lega. berasa kayak narapidana yang udah bebas dari masa tahanan. di depannya berdiri, siapa lagi kalo bukan dika dengan tampang garangnya.
"kenapa sih lo liatin gue kayak gitu ?" kata andy, memakai kembali helmnya.
"gue laper. rasanya pengen makan semua para pemainnya MU saking lapernya." dika masih dengan tampang garang.
"ngeri banget." dan andy dengan cueknya main nemplok di belakang dika. ini ceritanya, andy abis dari toilet di Pom bensin, lega banget dia abis "you know what", lah dika yang udah risih banget sama andy, masak tiap ngelewati pom dia minta berenti. "ayok jalan, malah diem aja, katanya laper." perintah andy tanpa rasa bersalah.
"lo itu emang bener-bener minta gue cium sampe tidur ya." dika udah emosi banget.
"kan, lo mulai lagi, gue gak pernah minta lo buat nyium gue, lo aja yang anarkis banget. udah deh buruan, keburu siang, masih jauh gak sih ?"
"jauh banget, lo tau ini masih nyampe mana ?ini masih di kota tempat tinggal gue."
"lah, perasaan udah sejam lebih kita jalan, udah mampir di banyak pom bensin juga, masak ini masih di kota lo ?"
"menurut lo ??lo kira pom bensin di kota gue cuma sebiji doang ?"
"yaudah kalo gitu ayo jalan. lo mau kita nyampe rumah gue besok pagi ?" perintah andy lagi. dika bener-bener emosi mendengarnya, gila ini cewek, udah main seenaknya minta turun, ini seenaknya merintah, gak tau apa kalo dika ini paling gak suka diperintah-perintah. kalo aja ini cewek bukan cewek.....kalimatnya terputus
"Awww..lo beneran mau bikin gue gegar otak ?" bentak dika setelah tangan andy mengePLAK helmnya. kerasa sakit banget itu kepala dika.***
Mata lia menyapu seluruh lapangan basket. mencari, siapa lagi, the only one andy. lia ingin menginterogasi dan mengungkapkan sesuatu pada andy. iya mumpung jam olah raga mereka kosong. lia harus segera menyampaikan ini sebelum hati kecilnya berubah.
"andy, kok lo belum ganti baju olah raga." seru lia begitu menemukan andy terduduk lesu di bawah ring basket. masih dengan seragam abu-abu putihnya. andy hanya menoleh. kemudian tersenyum sebentar.
"gue agak meriang Li, jadi gue gak ikut olah raga." jawab andy. membuat lia sadar kalo wajah andy emang pucat.
"lo pucet banget gitu, mending lo istirahat aja di uks."
"gak perlu kok, kenapa lo tumbenan gak gabung sama rombongan lo ?" andy melirik teman serombongan lia, anak cheerleaders.
"rombongan lo kata piknik ?jadi ada yang pengen gue tanyain, salah satunya,lo jadian sama dika ?pacaran ?"
"kenapa lo tanya gitu ?"
"dika crita ke gue, kalo kemaren lo nginep di rumah dika." Glek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar