Daniel segera mengemasi laptop dan chargernya saat melihat Ayuni juga memasuki aula. daniel mencoba menyembunyikan wajahnya dengan memakai kupluk jaketnya. berusaha agar Ayuni tidak melihat daniel. daniel sungguh tidak ingin ayuni melihat kesedihannya lantaran diputuskan beberapa minggu lalu. ayuni pasti merasa senang kalo melihat daniel sedih. ponsel daniel berdering. segera dia mengangkat ponselnya sebelum seluruh penghuni aula melihatnya dan menendangnya karena bunyi ponselnya.
"halo, siapa ?"
"halo ? dani ?" kata suara seberang. cewek. MERDU. lembut membelai telinga daniel.
"iya, ini ..." daniel belum selesai ngomong.
"daniiii..aku debbi dan, debbi jawa. kamu inget ?"
"mbak debbi ? mbak debbi anaknya om wahyu ?" daniel kelihatan seneng mendengarnya.
"iya, kamu lagi dimana dan ?"
"aku lagi di kampus mbak, ada apa ?"
"oh, masuk kuliah ya. aku lagi di bali nih. and, kayaknya aku tersesat deh." daniel mengerutkan kening. sedetik kemudian panik.
"mbak dimana sekarang ?"
"aku lagi di...emm, gak tau, bentar deh.."
"..." daniel menunggu.
"electro hell. distro electro hell."
"oke, tunggu ya, 20 menit lagi aku kesana. eh gak, 15 menit lagi." tut tut tut telepon debbi terputus. daniel kelihatan semakin panik. langsung berlari menuju mobilnya.***
"Brian kayaknya khawatir banget." celetuk dion di sela minum jusnya. mega, gian, kelvin dan keyra mengamininya. mereka sepertinya udah sangat gerah ngelihat tingkah brian yang mondar-mandir di pintu kafe. tangannya menggenggam benda mungil kotak yang sedari tadi ditempelin di kupingnya.
"gimana gak khawatir coba, ceweknya aja ngilang." kelvin menambahi.
"cewek itu bukan ceweknya Brian." dara berkata dengan kesal. dia sudah mengatakan kalimat yang sama hampir 10 kali dalam 5 jam terakhir.
"guys, kalian emang gak ada yang tau apa berapa nomernya debbi ?" seru brian.
"lah, ya gak tau lah. kan yang kenal deket sama dia itu elo." dion menjawab enteng.
"trus, lo nelpon siapa Brian dari tadi mondar-mandir kaya tomket gitu." tambah keyra.
"gue nelpon nomer hape gue sendiri. hape gue dibawa debi tadi."
"hah ? lo masak juga gak apal sih nomernya debbi ?"
"gue gak hafal key. nomer hape gue gak aktiv lagi."
"dijual kali hape lo." dara berkata sinis. alah ni anak. masih beraninya ngajak ribut. pikir anak-anak yang lain.***
Daniel berlari-lari kecil sepanjang gang menuju electro hell. matanya tak henti-hentinya menyapu sekitar jalanan. mencari sosok itu. gadis yang sangat dia ridukan. dan gadis yang sebenernya dia lupa wajahnya. tapi daniel yakin, gadis itu pasti cantik.Debbi merasakan seluruh tubuhnya beku. dia sungguh kedinginan. bibirnya memerah. dan wajahnya kelihatan sangat pucat. hujan masih saja turun di musim panas seperti ini.dari kejauhan daniel melihat Debbi, dan langsung berlari ke arah debbi, memayungi debbi yang kebasahan karena hujan. sebenernya dia tidak yakin cewek itu debbi. tapi dilihat dari wajahnya, dia yakin si bibir merah itu adalah debbi. cukup lama debbi dan daniel saling menatap. debi masih ingat tatapan tajam daniel. sekalipun hampir 10 tahun mereka gak ketemu.
"kamu masih sama kayak dulu mbak." seru daniel. debi tersenyum tipis.
"kamu masih aja romantis kayak dulu." canda debi. daniel melepas jaketnya kemudian memakaikan pada debbi. menggiring debbi ke mobilnya.***
Brian duduk lemas. pikirannya kosong. dia masih memandangi hp dion yang sama sekali gak bunyi. di luar kafe hujan deres banget. pikirannya sangat kacau.
"brian, gimana kalo kita ke hotel aja sekarang, siapa tau debbi udah ada disana." kali ini mega yang bicara.
"gimana bisa lo yakin debbi udah di hotel ? dia bahkan gak tau dimana kita booking hotelnya."
"sorry brian, gue tadi sempet bilang ke debbi, kalo kita nginep di spazio."
"beneran meg lo bilang gitu ?" gian, pacarnya mega melompat karena (mungkin) syok.
"iya, tadi gue keceplosan bilang gitu. maaf ya brian."
"..." entah kenapa brian merasakan sedikit kelegaan mendengar itu. sekalipun harusnya dia marah. karena sebelumnya dia udah ngingetin yang lain untuk gak bilang apa-apa ke debbi, karena Brian mau ngasih kejutan.
"lagian udah malem juga Brian. kita balik aja yuk. keyra, kelvin udah nunggu di mobil. gue yakin Debi baik-baik aja. meskipun belum gitu kenal sih. debi anak baik kok." lanjut gian.
"yaudah, kita balik aja." Brian bangkit dari duduknya. mulai berangsur keluar kafe.***
"welcome to my 'palace' kak debbi." seru daniel sesaat setelah memasuki gerbang rumahnya. debbi mengerutkan kening mendengar kata 'palace'. daniel menunjuk tulisan bermotif bunga di pintu. 'palace' "payne love always grace" huruf itu yang tertera disana. debbi tersenyum.
"siapa yang punya ide buat itu ?" debbi masih tersenyum mengamatinya.
"idenya papa mbak. lucu kan ? aku aja selalu senyum liat tulisan itu. yuk masuk." daniel menggelandang tangan debbi. memasuki rumah mungilnya. "kamu mandi dulu ya mbak, kamar mandinya di sebelah sana, aku cariin baju ganti dulu." lanjut dani sambil menunjuk arah kamar mandi. debbi kembali tersenyum. "nih handuknya."***
Brian masih saja duduk membisu di loby hotel. Jam sudah menunjukkan pukul 23.24. matanyapun sepertinya sudah mulai menyipit. Dara, duduk manis disampingnya. menawarkan teh.
"udah deh, mendingan kamu tidur aja brian. debbi kan anaknya cantik. gak susah bagi cewek cantik untuk mendapatkan bantuan."
"menurut lo gitu ?" Brian menatap dara tajam. Dara menghela napas. selalu itu yang dara lakukan saat brian menatapnya tajam.
"siapa sih yang akan nolak kalo debi minta tolong ? bahkan cewek normal pun juga gak akan nolak kalo debbi minta tolong. dia cantik. dia bisa make kecantikanya buat minta bantuan kan ?"
"kalo gitu debbi dalam bahaya donk." seru kelvin yang baru saja duduk.
"maksud lo Vin ?" kata dara dan brian bersamaan.
"ya, seperti yang lo bilang. debbi cantik kan ? semua orang akan tertarik pastinya. dan siapa yang bakalan ngejamin dia baik-baik aja di daerah tadi ? lo bisa ngejamin gak akan ada turis atau orang gila yang gak ngapa-ngapain dia ?" kelvin menyeruput teh yang dipegang brian.
"sama satu lagi. debbi emang tau kita nginep dimana ? tapi apa lo yakin debbi tau jalan buat nyampe kesini ? see, tasnya masih di mobil lo kan ?" kelvin berlalu. meninggalkan dara dan brian yang sepertinya gak good banget keadaannya.~~~
Debbi baru saja selesai mandi. tubuhnya bener-bener dingin. udah keujanan malem-malem. mandi malem-malem pula. airnya dingin banget pula. Debbi berjalan menuju kamar daniel. mencari cermin. dan melihat bibirnya yang semakin merah karena kedinginan.
"Tehnya mbak." seru daniel dari ruang keluarga. membuat debbi sedikit tersentak hingga menjatuhkan sisir yang dia bawa. "mbak.." daniel berjalan menuju kamarnya. memastikan bahwa makhluk yang sekarang dikamarnya adalah debbi.
"hai, sorry, abisnya aku gak nemuin kamu." kata deby sesaat setelah daniel menemukannya.
"gak apa kok mbak." daniel tersenyum.
"ngomong-ngomong, jangan panggil aku mbak bisa gak ? bukannya kamu setaun lebih tua dari aku ya Dan ?" debbi sedikit kesal.
"iya sih, tapi kan mamaku adiknya papa kamu."
"penting ya kayak gitu ? mulai sekarang, panggil aku debbi, gak pake kak, mbak, kakak atau titel yang lain. okey ?" debbi tersenyum, begitu juga daniel. "dan.."
"..." daniel terdiam. mengamati sesuatu. "deb, bibir kamu." daniel membelai pipi debbi.
"kenapa ?" debbi bertanya polos.
"bibir kamu...." dan belum sempat debbi berkata apapun. daniel dengan cepat mencium bibir debbi dengan lembut. debbi merasakan tubuhnya mulai hangat. ya karena daniel memeluknya erat. cukup lama daniel bermain dengan bibir merah debbi. entah sadar atau tidak daniel melakukannya. daniel benar-benar merindukan debbi. sepuluh tahun bukan waktu yang singkat. sepuluh tahun dia menunggu untuk bertemu dengan debbi. dia bahkan gak peduli kalo debbi masih sodaranya. dan....sesuatu terjatuh. nampaknya pecah. daniel tersadar.
"sorry." kata debbi lirih. debbi tak sengaja menjatuhkan parfum daniel hingga pecah. daniel sepertinya salah tingkah. debbi bisa melihatnya.
"masih kayak dulu. selalu merah saat kamu lagi dingin." daniel menggiring debbi ke ranjangnya.
"kamu cepet tidur ya deb, aku tidur di ruang seberang, kalo ada apa-apa, kamu bangunin aku aja." daniel ngeloyor pergi gitu aja. "oh ya, hape kamu, kayaknya rusak gara-gara kehujanan, mau pake hp aku buat ngabarin temen kamu ?" daniel berkata tanpa melihat debbi. dia terlalu takut kalo debi marah. karena mungkin daniel sudah berbuat hal yang gak seharusnya pada debbi, yang adalah sodaranya sendiri.
"dan.." panggil debbi pelan.
"iya ?" daniel duduk di samping debbi. "sorry..aku.."
"makasih ya." potong debbi. tangannya yang masih dingin meraih tangan daniel yang hangat.
"tangan kamu dingin, kamu istirahat ya." daniel membaringkan debbi dan menyelimutinya. debbi mengangguk dan tersenyum. senyum itu lagi. pikir daniel. "sleep tight." daniel keluar kamar. menghempaskan tubuhnya ke sofa. dia masih gak nyangka dengan apa yang dia lakukan pada debmi tadi. 10 tahun dia memendam rasa sayangnya pada debmi. dia gak bisa menyayangi cewek lain selain debmi. dan ayuni ? daniel memang menyukai ayuni, dia pikir, dia dapat melupakan debbi dengan pacaran sama ayuni, tapi gak bisa. malam ini, untuk pertama kalinya daniel gak bisa tidur. begitu juga brian, disana dia juga gak bisa tidur.***
Debbi sedang asyik dengan benda berwarna merah ditangannya. dia membuat kreasi dengan benda itu. sebentar-sebentar dia cemberut, sebentar lagi dia tersenyum puas.
"yapp, and this is it, pasta alakadarnya made in cheff debbi." debbi membereskan segala peralatan yang ia gunakan untuk membuat pasta tadi. sementara daniel, dia baru saja membuka matanya. kemudian segera berlari ke arah kamarnya. dan mendapati kamarnya sudah rapi dan debbi sudah gak ada disana. daniel bego, pasti debbi kabur gara-gara semalem dia cium. dani tenggelam dalam pikirannya. dia berjanji gak akan memaafkan dirinya sendiri kalo sampe debbi kenapa-kenapa.
"pagi dani.." sapa debbi lembut. membuat dani nyaris loncat karena kaget."sarapan yuk, aku udah buatin pasta." debbi menunjukkan piring yang dia bawa. kemudian menarik tangan dani ke ruang keluarga. tempat dani tidur semalam.
"kirain kamu pergi deb." kata dani sambil menerima sepiring pasta buatan debbi."padahal aku pengen banget bangunin kamu. pengen liat kamu bangun tidur. apa masih kayak dulu juga?"
"apa itu penting ? udah ayo makan." daniel tersenyum.
"aku cuci muka dulu ya." cupp..daniel mengecup lembut kening debbi. rasanya debbi nyaris kehilangan jantungnya. perasaan itu gak boleh tumbuh lagi, Tuhan. jangan. batin debbi.***
brian mengaduk-aduk moccacinonya. itu yang dia lakukan selama 30 menit belakangan. dari moccanya panas, hingga dingin. membuat kelvin geram dan menjambret cangkir brian, lalu menghabiskan isi cangkirnya. perasaan kelvin sukanya nyerobot minuman brian deh.
"lo anarkis banget sih vin." protes dion.
"lah abis, diobok-obok mulu sama brian. gue minum aja."
"biarin. gue rasanya juga gak minat ngapa-ngapain. abisin sarapan kalian, next, kita cari debbi. gue tunggu di mobil." brian berlalu yang langsung disambut menganga oleh yang lain.
"ini kita kesini mau liburan kan? kenapa jadi nyariin debbi sih." omel dara.
"well, debbi ilang gini juga salah kita kan. harusnya kita gak mencar pas itu." keyra berkomentar.
"bentar, emang kita gak mencar kan ? emang siapa bilang kita mencar ? kita sama-sama debbi trus kan ?" mega bingung. mencoba mengingat kejadian kemaren sore, pas mereka mau belanja baju di sekitar pantai kuta. "abis dari pantai, kita masih sama-sama, trus sampe kita dehidrasi, trus cari supermarket kan ?"
"ah, iya bener-bener, trus yang ke supermarket dara, debbi, brian, sama lo kan meg ?"
"iya, bener, sampe dalam supermarket, kita juga masih berempat. trus baru deh misah pas debbi, gue sama dara ke toilet. "
"trus abis lo keluar toilet ?" keyra ngintrogasi.
"abis itu..Awww" mega blum nyelesein penjelasannya karena tiba-tiba kakinya diinjek dara dan brian juga main nongol lagi.
"kalian mau sampe lebaran kambing duduk situ ?buruan.." omel brian.
"iya, brian, kita juga mau kesana." dara main menggamit tangan brian.
"abis itu apaan ?" bisik keyra.
"apaan yang apaan ?" mega bingung. mega emang bisa dibilang anak ajaib. dia itu pelupa, tapi ingetannya tajem banget kalo udah ada yang mancing. *ikaaann kali mancing
"eh..buruan napa." omel dara.***
"kenapa dan ? sarapannya gak enak ya ?" debbi panik setelah melihat wajah dani yang jadi kemerahan.
"enak kok deb, tapi kepedesan."
"kamu kepedesan ?" debi yang tadinya panik sekarang malah ketawa membahana. "kamu udah segede ini, masih ga doyan pedes ?"
"bukan gak doyan deb, tapi alergi."
"oke sorry sorry, aku ambilin minum dulu ya." debi berlari kecil kearah dapur. sementara dani berjalan ke arah pintu karena tiba-tiba aja bel rumahnya bunyi. dani mencoba menebak siapa yang pagi-pagi ini namu. Bayu ? kayaknya temen baiknya itu gak mungkin pagi-pagi gini udah mandi. bangun aja belum. andre. lah, bukannya andre lagi keluar kota ? masak udah pulang. bu rini. kayaknya mamanya si mungil prili gak mungkin deh mau nitipin prili, lah kan mamanya dani lagi pergi.
"alah lama, buka aja deh." dani membuka pintunya dan kaget. bukan gara-gara siapa yang namu. tapi gara-gara debbi teriak tanya di mana airnya. "bentar deb.." balas dani, dengan teriak juga.
"dani aku kangen kamu." dan luukkk..sosok didepannya main meluk dani. dani gelagapan. ini cewek kenapa main meluk aja sih. batin dani. bentar, gue kayaknya apal ni parfum siapa. "kamu kemana aja sih dan ? kenapa gak pernah nghubungin aku lagi," lanjut cewek itu mulai terisak. dani segera melepas pelukan cewek itu yang ternyata adalah ayuni. mantannya.
"lepasin. ngapain kamu kesini ?" tanya dani dingin.
"dani..kamu dimana, ini airnya udah ket.." debbi tak meneruskan kalimatnya karena mendapati dani sedang bicara dengan cewek. dani menoleh, begitu juga ayuni. "sorry, aku tunggu di ruang makan deh." debbi cengingisan.
"siapa dia dan ?" ayuni menyelidik
"someone. dan bukan urusan kamu. mending kamu pulang deh. kalo kamu minta hal yang sama, jawabanku juga akan tetep sama, gak." dani berlalu, namun ayuni dengan cepat meraih tangan dani.
"is she special ? more special than me ?"
"yes. of course."
"I see it from your eyes." ayuni berkata pelan. penuh dengan kekecewaan.
"then, sekarang udah gak ada alasan kamu lagi buat masih stay disini, bahkan barang-barang dari kamu juga udah aku balikin semua kan ?" dani berkata tegas. sebenernya dia ingin banget meluk ayuni. tapi luka di hati dani masih belum kering. apalagi beberapa hari terakhir ayuni selalu terlihat berdua dengan Devan
"aku minta maaf. aku bener-bener nyesel. aku pengen kita kayak dulu lagi. please percaya sama aku."
"I accept your apologize, but I'm not that stupid, I can't trust you anymore." daniel melangkah mantap memasuki rumahnya, meninggalkan ayuni yang mulai terisak.***
"halo, iya tante, maaf baru bisa nelpon sekarang. soalnya ponsel brian ilang...iya kita udah sampe bali kok...e..debbi..debbi lagi sama kita juga kok..dia lagi tidur tante. ntar kalo udah bangun brian suruh telpon tante. iya tante, makasih ya.. iya, pasti tante." brian menghela napas panjang. ini untuk pertama kalinya dia bohong sama orang tua. orang tua debbi lagi. "nih key, thanks ya."
"sama-sama bri." keyra sepupu brian, dia 2 taun lebih tua dari brian. berkat idenya dia menggeledah tas debbi yang ketinggalan di mobil, brian nemuin nomor telpon rumahnya debbi. dan tapi sayangnya, dia gak nemuin no hp debbi. "gimana ? lo dapet nomor telponnya debbi ?"
"gue gak nanya. lo tau key, orang tuanya debbi kayaknya ngrasa deh kalo anaknya lagi gak dalam keadaan baik aja. gue jadi takut mau nanya."
"gue ngerti. trus sekarang gimana ?"
"kita nyari debbi lah. sebelum jam 12 siang dia harus ketemu."
"kenapa emang jam 12 siang ?"
"tadi mamanya debbi bilang, kalo debbi sampe jam 12 siang belum bangun, suruh bangunin, debi kalo kecapek-an trus tidur sampe siang, bangunnya bisa sakit."
"hah ? aneh-aneh aja sih." keyra tersenyum, begitu juga brian.
"gue juga gak tau key. debbi itu gak hanya aneh, tapi unik. itu yang bikin gue suka sama dia."
"well, dan ninggalin temen sekost-an gue ?" ledek keyra
"apaan sih lo key. bukan gara-gara itu gue ninggalin dara." brian menerawang. kembali ke masa pertama dia liat debbi. bukan, bukan pada saat debbi gak sengaja nyium pipi kanannya gara-gara ketauan ngrumpi sama temennya pas lagi upacara pertama ospek. tapi saat itu, pas mereka masih smp. saat debbi lagi minum es di kantin, dan tiba-tiba bibirnya yang semula pucat, langsung memerah. membuat brian takjub.
"eh, bri, tuh mereka." keyra menyenggol brian, menunjuk ke arah 2 orang cowok dan seorang cewek.
"lah, bukannya tadi cowok lo, si dion di mobil bilang sakit perut ?"
"iya, trus dia liat gian main nggamit tangan mega, jadinya dion ikutan. dia gak mau gian sampe ngapa-ngapain adiknya tersayang itu."
"sesayang itu dion sama adiknya ?"
"iyalah, semua orang juga pasti sayang kali sama sodaranya, apalagi sama adiknya. kadang gue cemburu deh sama mega, eh emang lo ga sayang apa sama gue ?"
"emang gak keliatan apa kalo gue sayang sama elo ? kurang jelas apa bukti gue? gue ngasih lo tiket cuma-cuma buat ke bali, ngebookingin lo kamar hotel. nyarapanin lo tadi ?" brian sedikit emosi. senyum keyra langsung mengembang.
"becanda kali bri, ah, lo serius amet."
"nah, lo, lo sayang sama gue gak ?"
"lo pikir, gue tadi ngerelain pulsa gue lo pake, pulsa yang harusnya gue daftarin paket GPRS tapi lo pake telpon. itu bukan tanda sayang ke elo ? semalem gue ngerokin lo, bukan tanda sayang gue ke elo, trus bulan lalu, gue ngerelain kamar gue lo tidurin, itu gak cukup juga jadi bukti ?" keyra giliran ngotot.
"kalian pada ngapain sih ?" seru kelvin, yang tiba-tiba muncul dari arah belakang mereka, disusul rombongan gian, mega dan dion tadi yang nafasnya ngos-ngosan banget. "perasaan akrab banget."
"gawat guys." seru mega yang udah bisa menetralkan nafas ngos-ngosannya.
"apanya yang gawat ? jadi gimana, ada petunjuk ?" sahut keyra.
"kalian sendiri gimana ?udah coba telpon keluarganya debbi ?"
"udah kok, trus meg apanya yang gawat ?" brian antusias. terlihat semakin khawatir.
"Jangan bilang lo lupa lagi." gertak keyra.
"iya, key, ini gak lupa kok. jadi gini, tadi kita ke supermarket tempat kemaren beli minum, kata karyawannya sih kita keluar duluan,baru setengah jam an setelah kita debi keluar, trus gawatnya lagi, karyawan tadi bilang, kalo ngeliat debbi 500meteran lah dari supermarket pas malem, dia dibawa masuk mobil sama cowok." mega mengambil nafas panjang. lega. sepanjang perjalanan dia mengingat kata salah seorang karyawan supermarket tadi, karena hal itu sangat penting. lain dengan brian. dia terlihat semakin khawatir.
"lo yakin dia cowok ?" dara menyelidik.
"ya mana gue tau, harusnya lo tanya gitu tadi ke mbaknya supermarket." mega sewot. dia masih sebel sama dara, karena main nginjek kakinya tadi.
"ya udah. kita cari dia. kita mencar. tadi gue sama keyra udah nyewa mobil. gian, mega, lo ikutan mobil gue, sisanya pake mobil itu." brian menunjuk mobil katana diseberang mobilnya.
"gak bisa, gue sama mega." protes dion.
"ya elah Yon, gue gak akan ngapa-ngapain adek lo. kan ada brian juga."
"oke deh, bri, lo awasin adek gue ya. ?"
"ah ribet, gini aja. dara, kelvin, dion sama gian satu mobil pake itu. gue, brian sama mega pake mobil brian."
"ya, gak adil donk key, gue mau sama brian. brian, gue gian. keyra kelvin mega sama dion satu mobil, pake itu." protes dara. dan ternyata diamini yang lain.***
Rumah dani terdengar ramai dari luar. Mamanya prili yang gak sengaja lewat depan rumahnya sedikit heran,gak biasanya dani bisa ketawa bebas terngakak gitu. selama 19 tahun dia bertetanggaan sama keluarga Payne, selama 19 tahun dia kenal dani, dia gak pernah tau dani bisa ketawa bebas gitu, senyum aja gak pernah liat.tapi hari ini, dia mendengar dengan telinganya sendiri kalo dani ketawa sampe parah gitu. tapi tunggu, dia ketawa sama siapa?mama dan papa dani kan lagi ke jawa. adiknya dani, dina, dia juga ikutan. trus dani ketawa sama siapa ?sedetik kemudian mamanya prili inget, kata prili tadi pagi kalo ada cewek cantik yang tadi nyapu di rumah dani pagi-pagi banget. akhirnya, dengan berbekal roti keju yang barusan dia beli di mini market, mamanya prili beraniin diri ngetuk rumahnya dani.
sementara dani dari dalam rumah..
"ehh deb..deb,diem bentar, kayaknya ada yang ngetuk pintu deh."
"hah ? masak sih ?" debi berkata pelan.
"kamu disini dulu, ngumpet sana-ngumpet sana." debbi mau aja disuruh dani ngumpet di gudang, lebih tepatnya dikunciin. dani berjalan waspada menuju pintu depan.
"hai dani.." sapa mamanya prili. disertai senyum ramah.
"iya tante, ada apa ya ?" dani bertanya heran sambil sesekali melihat ke arah dalam rumah.
"oh nggak, tante mau ngasih ini, roti keju, buat kamu sarapan."
"oh, gak usah repot-repot tante, dani udah sarapan kok."
"ah, gak kok, oh ya, tante denger kamu ketawa-ketawa tadi. sama siapa ?"
"hah ? tante salah denger kali, orang dani aja tiduran."
"ah masak sih ? beneran kok, tante denger, siapa ? sama cewek kamu ?"
"bukan kok, dani lagi liat film tadi. emm,, makasih ya tante rotinya, salam buat prili." dan tanpa tunggu makasih balik dari mamanya prili, dani langsung masuk rumah dan menutup pintu. oke mungkin gak sopan banget, tapi lebih gak sopan kalo ninggalin tamu cewek, apalagi sepesial banget buat kita di gudang. "deb..sorry sorry, tadi ada tetangga."
"udah pulang kan tapi ? siapa ? pak Rt ya ?"
"bukan kok, temen baiknya mama, anaknya biasanya main disini."
"oh, yang punya boots ini ya ?" debi menenteng boot anak kecil berwarna pink yang dia temukan di gudang.
"hehhe, iya. makan lagi yuk, tadi dibawain roti keju juga."
"boleh boleh."
"deb..kamu serius gak mau ngabarin temen-temen kamu ?" dani kembali mengingatkan.
"pake apa ?hapeku kan rusak."
"hapeku."
"nomornya ?"
"kan di simcard kamu ada."
"aku gak pernah save nomor di simcard dani."
"okey, trus kamu pulangnya ntar gimana ?"
"kamu ngusir aku ?" debbi bertanya sedih.
"eh, enggak, bukan gitu maksudku, aku malah seneng banget kamu disini, tapi gimana sama sekolah kamu ? sama keluarga kamu ?"
"aku pasti pulang kok dan, pasti aku bisa pulang. sekarang kita makan lagi aja dulu, ntar dipikir lagi. okey ? sini aku suapin." dan dengan sumringah dani membuka mulutnya pelan. kapan lagi disuapin cewek cantik.***
"jadi beneran si penjaga supermarket bilang debbi disamperin cowok." brian kembali mengulang pertanyaan yang sama untuk ketiga kalinya.
"iya bri, mana sebelumnya si debbi itu kujanan, sejam lebih kayaknya. aduh kasian banget deh, sekarang dia pasti lagi masuk angin." jawab mega.
"mbaknya kira-kira inget gak model-modelnya si cowok ?" kali ini keyra.
"ya cowok pokoknya, pake payung. gak terlalu keliatan key, kan ujan deres."
"bri, emang debbi gak pernah cerita kalo dia punya kenalan atau apaan gitu di bali ?sodara mungkin."
"..." brian menghentikan mobilnya, mencoba mengingat. "aargh..gue lupa key. tapi dia pernah nulis status seinget gue, kalo intinya dia kangen sama someone di bali. dan disitu emang ada yang komen orang bali juga, tapi cewek."
"gimana kalo kita makan dulu aja bri, gue laper, udah siang juga ini." dara merengek pada brian, sebenernya dia udah bete banget daritadi topiknya debbi mulu.
"dara bener, kita makan dulu aja. udah siang juga kan. mana mendung, mau ujan nih." keyra setuju.
"oke deh kita makan dulu." brian kembali tancap gas menuju kafe semalem.***
hanna sedang menjahit siang itu saat tiba-tiba adik iparnya datang.
"mbak hanna, lagi repot ya ?"
"eh, kristi, kamu kapan dateng ke jawa ?"
"udah 3 hari sih mbak, maaf ya baru kesini, abisnya dina mabok laut sih."
"oh iya gak apa kok. gimana kabar kalian disana ? denger-denger dani keterima ya di udayana ?"
"iya mbak, dia dapet beasiswa, tau darimana mbak ?"
"dari debbi, dia tau dari facebook gitu katanya." glek..kristi langsung lemas mendengarnya.jadi dani masih berhubungan sama debbi ? gimana bisa dia gak tau. "selamat ya, aku buatin minum dulu." lanjut hanna sambil menyalami kristi. kemudian beranjak ke dapur, mengambilkan minum kristi. tak lama kemudian hanna sudah muncul lagi dengan nampan berisi kopi susu kesukaan kristi dan dua toples snek.
"kamu masih suka njahit mbak ?"
"yah, kalo dirumah lagi sepi gini, kalo lagi rame ya nyiapin makanan."
"oh ya, ngomong-ngomong anak-anak pada kemana ?"
"Andy lagi keluar sama ayahnya, kalo debbi lagi liburan. di bali." kristi kembali terdiam. apa mungkin debbi akan ketemu sama dani di bali ?rasa khawatirnya kembali muncul.***
keira dan mega berlari-lari kecil di tepi pantai. menikmati ombak-ombak kecil sanur yang membelai kaki mereka. disusul dara yang berjalan santai di belakang mereka. sementara the boys, gian, kelvin, dion dan brian duduk-duduk gak jelas di bebatuan, berposse kayak boyband irish-british. westlife-westlife gimana gituuu.
"gila, finnaly kita ke sanur juga..." seru kelvin.
"ayolah brian, kita santai bentar. debbi pasti ketemu kok. aku yakin debbi pasti baik-baik aja." gian mencoba menghibur brian. tapi bukannya terhibur, wajahnya brian malah tambah kucel aja.
"brian kita foto yuk.." dan dara main narik tangan brian. mengajak foto-foto yang langsung dijepret sama kelvin, si potograper andalan kampus.***
"iiihhhh....ngeselinnnnn..." seru debbi geram melihat apa yang baru aja nampang di home facebooknya. kalo itu laptop bukan laptopnya dani, pasti udah debbi banting deh.
"ada apa deb ?" sahut dani yang baru aja dari dapur bawa jus buat debi.
".." debbi cuman diem, sambil cemberut ngeliat layar laptop dani.
"coba liat.." dani mengambil alih laptopnya. "macet ya internetnya ?emang sering gitu sih, maaf ya.."dani berkata polos. "ini bisa kok. cepet malah."
"..." debbi masih diem dan tetep stay cemberut. masih jelas banget dimatanya poto brian lagi gendong dara di pantai. gak ada ekpresi sedihnya sama sekali.
"kenapa sih deb ?"
"itu, potonya dani..itu temenku, bukannya mereka nyari aku, malah mereka asyik hunt foto gitu. udah Fbku kamu sign out aja. gak usah dikabarin." debbi menenggelamkan mukanya di bantal kursi.
"oh.." dani senyum polos. "jeles ya ?"
"iya."
"yaudah poto gitu yuk.."
"gamau. males. mou bobok aja." debbi beranjak dari kursi. tapi langsung ditarik dani hingga debbi jatuh tepat dipangkuan dani. "aww.." debbi berseru kaget. sejenak mereka diam, saling menatap.
"ayo donk, pliiss..." dani merengek.
"ih..udah kayak anak kecil minta asi aja wajahmu itu."
"biarin.. yah mau yahh ?"
"gak mau.." debbi mencoba berdiri lagi, tapi ditarik lagi sama dani.
"gak bakalan berenti aku narik kamu sebelum kamu bilang mau."
"gak mau." debi kembali mencoba tapi gagal lagi. "ih, kamu kenapa sih, narik-narik gitu."
"biar kamu maulah."
"iya deh iya iya."
"iya apa ?"
"iya mau.."
"gitu donk.." dani mengeluarkan senyum puasnya. debbi yang tadinya masih cemberut kini ikutan senyum. seneng banget dia liat dani senyum gitu. "kamu ganti baju gih, aku juga mau ganti baju."
"ganti baju apaan ?bajuku kan masih basah."
"oh iya.." dani nyengir. "pake bajuku aja ya.."
"whaaattt ????" debbi melotot. bukannya dia gak mau pake bajunya dani. tapi semalaman plus seharian ini pake bajunya dani dia berasa telanjang. abisnya bajunya kegedean semua. dani sih badannya gak gede-gede amat, ideal kok, tapi gatau kenapa bajunya dipake debbi jadi kayak orang-orangan sawah dipakein bajunya didi petet gitu.***
"halo tante..ini brian, tante brian bisa minta nomer telponnya sodaranya debbi yang di bali gak ?iya tante, oh ini soalnya brian kayaknya nyasar, hapenya debbi ilang juga." kata brian bohong saat telpon mamanya debbi. keira dan yang lain harap-harap cemas. pada tegang semua.
"iya tante, debbi saya suruh tidur lagi tante, soalnya terpukul banget hapenya ilang." brian kembali bohong. keringetnya bercucuran."oh gak ada ya tante, oh yaudah makasih tante. iya nanti saya bilangin ke debbi."
"gimana bri ?ada ?" keira langsung tanya begitu ngeliat perubahan ekpresi wajah brian. brian menggeleng pasrah. kayaknya dia harus bener-bener cepet-cepet lapor polisi deh.
"ada sih nomernya, tapi sodaranya debbi yang di bali itu lagi pada mudik ke jawa. malahan mereka lagi di rumahnya debbi sekarang."
"eh..ehh..Fbnya debbi online. Fbnya debbi online !!" seru dion. semua langsung nyamperin dion.
"coba liat di.." keira main nyamber hapenya dion.
"kei tanyain dia sekarang dimana." suruh kelvin.
"udah vin, tapi belum dijawab."
"kita tunggu aja." dion kembali menyabet hapenya. mengisyaratkan pada kelvin untuk poto-poto lagi.***
dani masih berdiri bengong. sepasang matanya gak berentinya ngeliatin debbi. dani bener-bener terpesona rupanya ngeliat debbi dengan balutan mini dress merah jambu yang tadinya mau dani kasih ke ayuna, eh ayuna mutusin dia duluan.
"daniiiii...." seru debbi yang langsung dihadiahin ciuman mesra oleh dani. entah dani sadar atu gak melakukannya (lagi). debbi kembali terdiam membeku. antara percaya atau gak dani nyium dia lagi. lututnya terasa lemas. debbi berasa mau pingsan. dan sesuatu nampaknya kembali terjatuh. tapi kali ini dani tak mengiraukannya. entah kenapa dani seperti kerasukan. rasanya dia bener-bener pengen memiliki debbi. pengen banget sampe dia gak mau sedetikpun gak sama debbi. gak hanya dani, debbi sepertinya juga merasakan hal yang sama. bel rumah dani berbunyi. baru dani sadar. perlahan melepas bibirnya dabi bibir debbi. debbi masih lemas rasanya. pikirannya kembali kacau.
"are you okay ?" tanya dani pelan, khawatir melihat debbi.
"no." debbi berangsur menuju kamar mandi. dia butuh air untuk menyadarkan pikirannya.
"deb,," danni baru akan menyusul debbi saat suara bel rumahnya kembali menggema. "iya bentar. dani berjalan menuju pintu. sambil sesekali melihat kearah debbi. God, what did I do ?***
Jadi selama kurang lebih 15 menit yang dilakukan brian, keira, gian, mega, kelvin, dion dan dara hanya duduk nglepos di tepi pantai sambil mantengin hapenya dion. nunggu balasan chat Fbnya debbi.
"ini debbi beneran kan yang buka fbnya ?" brian nampaknya mulai gak yakin.
"ya kalo bukan dia ya pasti elo bri, kan lo yang tau fbnya dia apa passwordnya." komentar mega.
"iya sih, tapi hape gue kan gak ada juga."
"nah,.."
"tapi kenapa gak dibales bales ya..?" brian kembali gusar.
"sabar bri, dia pasti lagi ngapain gitu." keira menenangkan sepupunya itu. dia bener-bener gak tega liat brian. saking khawatirnya sama debbi brian sampe lupa nyisir rambutnya. and see, rambutnya berantakan banget. udah kayak keset toilet kampus aja.
"guys, see.." dion berkata pelan, menunjukkan apa yang baru aja dia liat di hapenya.
"apaan ?" brian udah lemes banget.
"is it just me, atau kalian juga ngerasa cewek yang ada di foto ini itu adalah debbi." brian langsung nyamber hapenya dion begitu denger nama debbi.***
--New Couple Allert guys....!!-- tulis Bayu di facebooknya, tak lupa menyertakan beberapa foto yang baru aja dia jepret, gak lupa juga menandai foto modelnya dan beberapa temen sekampusnya. bayu senyum-senyum sendiri ngereview hasil fotonya. terkesan dramastis dan romantis banget. dan sang model, yang gak lain dani dan debbi lagi asyik main lempar-lemparan air. sebentar dani lari, sebentar ngelempar air ke arah debbi.
"dani stop...!!!" teriak debbi kesel, gimana gak ? dress yang dia pake hampir basah kuyub. gak masalah sih kalo itu dressnya dia, lhah itu kan dressnya orang, mana bagus lagi. dani mengurungkan niatnya melempar air ke debbi. berjalan pelan ke arah debbi.
"ada apa ?" tanya dani khawatir.
"udahan donk ngelemparin airnya, bajunya basah nih.." debbi melas. menunjuk minidressnya yang basah.
"kenapa ?dingin ya ?aku tadi bawa baju ganti sih, kalo kamu mau pake."
"what ? pake baju kamu lagi ? seriusan ?"
"kenapa emangnya ?kamu suka banget pake baju aku ?" dani yang gak bisa bedain ekspresi gak mau debbi dikirain malah debbi antusias, suka banget pake bajunya.
"hahh !!dani please deh, pake baju kamu itu aku berasa telanjang tau." debbi berkata sambil berjalan berputar mengelilingi dani, udah kayak upacara ritual gitu. "baju kamu itu kegedean banget di badan aku."
"terus ?perasaan aku gak gendut-gendut amat deh debb, kamu juga..." dani diem, mengamati postur tubuh debbi yang masih aja muterin dia. "kamu juga gak kurus-kurus amat." KIkkkkk, dan debbi langsung berenti. tepat di depan dani, membuat kaget gak hanya dani, tapi juga bayu nan jauh disana yang lagi mengamati dani dan debbi sambil minum es degan.
"maksud kamuu." debbi menyipitkan matanya. menyorot tajam tepat ke mata dani. "maksud kamu aku gendut gitu ?" debbi gak terima. dani gak kuasa nahan tawa.
"aku gak bilang gitu debbi, kan kamu bilang bajuku kegedean kalo kamu pake, lah aku gak begitu gendut, kamu juga gak kurus."
"alah sama aja." debbi membuang muka. tepat ke arah bayu yang udah siap dengan cameranya. menjepret setiap scene dramastis duo D ini.
"ya bedalah, emang kenapa sih kalo kamu kurus atau gak ?bagiku, hidup itu gak melulu tentang kurus langsing atau gendut, yang penting sehat dan bahagia aja." dani sok diplomatis. "dan satu lagi..." dani menarik wajah debbi hingga menatapnya kembali. "yang penting ada kamu di samping aku. that would be perfect." dani berkata sungguh-sungguh. debbi seneng gak karuan dengernya. dan tanpa ragu debbi mengecup bibir dani. debbi tak menghiraukan orang-orang disekitarnya yang menatap mereka aneh. dia juga gak peduli kalo ini di indonesia. gak peduli juga kalo ada bayu yang sudah dipastikan bakalan mengabadikan moment itu. all that she feels now is she wants to freeze that moment, and live in it just with dani.
"and, they're finally kissing. nice spot, romantic scene." gumam bayu, mengabadikan momen romantis itu, lumayan buat isian majalah kampus. "and maybe I have to take a closer picture." bayu mulai mendekati dani dan debbi.***
Gak salah lagi. poto yang ditandai di Facebooknya debbi, itu memang beneran debbi. tapi siapa cowok yang ada di poto debbi ?mesra banget, mana pake adegan ngegendong debbi. gaya-gaya kaya di film-film romantis lagi. dikiria brian gak cemburu apa?brian cemburu tau. RALAT. Cemburu Banget. saking cemburunya brian sampe lupa caranya pake sepatu.
"hey brian !!" seru keira.
"apa sih kei, teriak-teriak."
"lo lupa caranya pake sepatu ?"
"ya gak lah, masak lupa sih, yang bener aja."
"tuh liat.." keira menunjuk sepatu brian yang kebalik. masak yang buat kaki kiri dipake buat kaki kanan.
"kok kebalik ya..pantesan dipake gak enak banget."
".." keira nyengir. "yaudah buruan, gue tunggu di mobil."
"arhhh..siapa sih tuh cowok." brian membenarkan sepatunya, berjalan lesu ke mobilnya. "maaf bli, saya mau tanya, bli tau ini pantai lokasinya dimana ?" tanya brian pada tukang parkir mobil di sanur sambil menunjukkan foto debbi dan dani yang sepertinya bersiap untuk dansa. backgroundnya terbentang luas pantai biru yang indaaaahhh banget.
"foto ini mungkin diambil di dreamland bli, coba kesana saja, memang bagus kalo buat prewedd." jawab tukang parkir dengan senyum ramahnya.
"makasih bli." dan brian semangat masuk ke mobilnya. mengendarai mobilnya menuju dreamland.
"jadi dimana bri ?" tanya mega antusias.
"pantai dreamland katanya."
"oh,,yang gue heranin adalah siapa cowok yang berani-beraninya ngegendong debbi ?" mega berkomentar.
"iya juga ya, sejauh kita kenal debbi, dia jarang banget kan deket sama cowok, malah dia deketnya cuma sama brian aja, sama kita-kita aja dia kayaknya takut banget." imbuh gian.
"nah, betul tuh, malah dulu gue sempet tanya, kalo dia belum pernah deket sama cowok, sedeket dia sama brian, and it means dia kan belum pernah pacaran, jadi cowok itu bukan mantannya dia." keira ikutan.
"well, tapi bisa aja kan that boy is someone special nya debbi in the past. siapa yang tau ?kita kan kenal debbi belum ada setaun." dara akhirnya ikutan komen.
"alah, pada berisik kalian." brian kesal. "bukannya ngasih semangat, malah pada ribut gak jelas."
"sorry bri. mencairkan suasana aja." gian ngeles. suasana dalam mobil brian langsung sunyi. no voices, no laugh. brian semakin mantap menuju dreamland yang tinggal beberapa kilometer lagi. dia sudah gak sabar bertemu debbi. dan sebenernya, dia gak sabar pengen tau siapa cowok yang sama debbi itu. apa iya cowok itu pacarnya debbi sekarang ?ah gak mungkin, bener apa yang dibilang gian, debbi gak pernah terlihat deket sama cowok selain dia. tapi kan itu kata gian, gian baru 1 semesteran kenal debbi,gian pastinya gak tau gimana smp debbi, sma debbi, siapa tau cowok itu someone in pastnya debbi. brian sibuk dengan pikirannya.
"guys...seeee...!!!" seru mega memecah keheningan. mega yang baru aja sign in akun Facebooknya bener-bener tercengang melihat apa yang nangkring dihalaman homenya.
"apaan sih mega, ngapain teriak?bikin kaget aja, protes keira, yang baru aja ketiduran.
"see.." mega menujukkan beberapa foto debbi dan seorang cowok yang gak lain adalah dani. dan itu adalah foto pas debbi bersiap mau nyium dani. "who the hell is this guy ?" mega geram. brian langsung menyamber ponsel mega. dan seketika menghentikan mobilnya. dara yang duduk di sebelah brian nyaris aja kebentur kaca.
"bri, gak bisa ya gak usah ngerem dadakan."
"..." brian hanya diem, ngelihatin foto itu. hatinya berasa teriris. sakit banget.
"he must be so special for debbi. I can see it." kata dara sembari membuka pintu mobil brian. "believe it or not, kita udah sampai di dreamland." dara melenggang meninggalkan brian dan yang lain. uhmm..udah lama banget rasanya dara gak ke dreamland. dulu dia suka main ke dreamland, pas masih smp, tentunya sebelum dia harus ikut ayahnya dan istri barunya meninggalkan bali.***
"hey..udahan kali hot kiss beach nya." seru bayu sambil masih menjepret kiss scene dani dan debbi. tapi rupanya sang artisnya gak mendengarkan instruksi sutradara. bibir dani masih main-main manja di bibir debbi. dan ini bener-bener membuat bayu gerah. okey emang ia sukarelawan, malah dia suka banget disuruh dani tadi buat jadi photografer. tapi kalo aja dia ditemenin jane, pacarnya, gak masalah, mau dani dan debbi ciuman sampe malem, lah ini malahan bayu ditinggal mudik jane ke australia. hampa dah dia. "dan !!" bayu menepuk punggung dani. seketika debbi melepas bibir merahnya, manjauh dari bibir dani. debbi menhela napas panjang. malu banget dia. sementara dani, dia kelihatan banget kalo marah.
"apa sih bayy.." dani menggeram. melihat bayu seakan-akan ingin melahap bayu sampe ke kuku-kukunya.
"ya udahan kali hot kiss beach nyaaa..lo kata gue gak pengen ?" jawab bayu enteng sambil melirik debbi.
"lo udah punya cewek, masih aja lirik-lirik cewek gue."
"tuh kaaann..jadi beneran kalian jadian kan ?" selidik bayu. dani dan debbi saling melihat. dan dengan sigap bayu mengambil foto scene itu.
"bay udah deh, gak usah poto-poto mulu." protes dani yang kaget dengan suara kamera bayu.
"gak tau nih, hari ini gue picture addict banget sama kalian. romantisnya ngalahin edward sama bella, jack sama rose, bahkan sang legendaris romeo juliet aja kalah."
"oh iya lupa debb, ini bayu, temen bebuyutan gue" dani memperkenalkan debbi pada bayu, well, jadi daritadi mereka belum saling kenal ?whosss ?? "bayu ini debbi, em....." dani bingung. "ini debbi bay." dani nyengir.
"debbi." debbi mengulurkan tangannya.
"bayu, gak hanya temen bebuyutan, tapi jongos seumur hidupnya dani. hahahaha."
"kenapa mau ?"
"udah nadzar gue." debbi langsung ketawa. diikuti dani dan bayu. "lo itu mirip banget sama dani ya ? suka banget ketawa di atas penderitaan orang lain." bayu kembali ketawa.
"ya itulah jodoh." sahut dani sekenanya. namun seketika menyesalianya.
"noh...kan, new couple alert apa udah couple-an ?"
"bay,,," dani menggertak.
"I'm not talking to you, dan." bayu giliran menggertak. "so, beautiful, Is that so ?"
"what ?" debbi bertanya bingung.
"about you and him.." bayu bertanya menyelidik.
"bay, stop." dani mendorong pelan badan kurus bayu.
"no, you stop dani." bayu gantian mendorong dani.
"hey, don't fight." debbi melerai.
"we are not fighting. jawab aja debbi.. atau gue sama dani akan terus main dorong-dorongan."
"we're just dating." jawab debbi malu-malu.
"okey then..have a romantic dating beach couple. i wanna go home. bye new couple." kata bayu puas, sambil melenggang meninggalkan dani dan debbi. "I got that kiss picture." teriak bayu sambil tetep berjalan santai meninggalkan dani dan debbi. "i'll upload that went I get home."
"don't you dare !!!" teriak dani. bayu hanya mengacungkan kedua jari tengahnya. dani dan debbi terkekeh melihatnya. "makan siang ?" tanya dani pada debbi.
"siang ? ini udah sore dani." protes debbi, tapi toh debbi tetep menarik tangan dani menjauh dari pantai. bersamaan dengan itu, dari kejauhan brian dkk memasuki area pantai. mata brian menyapu seluruh pengunjung pantai,mencari sosok debbi, untung aja pantainya gak serame sanur, jadi gak begitu capek. matanya terhenti pada sepasang kekasih (mungkin) yang lagi piknik di dekat tebing. brian mengamati pasangan itu dari kejauhan. memastikan kalo cewek yang lagi tertawa lepas sambil di foto si cowok adalah debbi. dan benar saja, brian melihat jelas cincin merah yang melingkar di kelingking si cewek itu cuman debbi aja yang punya. ya, karena itu spesial buatan brian sendiri. brian segera berlari menuju couple itu yang sekarang lagi asyik foto-foto.
"debbi.." seru brian pelan sesaat setelah mendekati debbi. debbi menoleh, begitu juga dani.
"brian.." debbi antara kaget, seneng dan sebel melihat brian. "kamu udah lama disini ?" tanya debbi. karena dia takut kalo misal brian liat tadi debbi nyium dani. oke sebenernya sih gak perlu takut. karena antara brian dan debbi gak ada hubungan apa-apa, tapi dia gak mau aja kalo brian tau. itu pasti buat brian sakit banget. apalagi setelah tau kalo brian menaruh hati pada debbi.
"gak kok, barusan aja nyampe." brian berkata sambil mencoba tersenyum. menyembunyikan kejelesannya.
"oh..mana yang lain. ?"
"masih di depan." jawab brian singkat dan dingin. sambil masih mengamati dani. siapapun yang liat pasti tau kalo brian rasanya pengen banget nempeleng dani. termasuk debbi. debbi merain tangan brian, menggenggamnya erat.
"tau aku disini dari mana bri ?" tanya debbi takut-takut.
".." brian diam. mengeluarkan ponsel dion yang ada potonya debbi dan dani tadi. debbi menganga. gimana bisa brian dapet foto itu padahal itu kan baru beberapa menit yang lalu. "dari sini." brian masih melihat dani geram. sementara dani yang gak tau apa-apa cuman diem.
"dani, kenalin ini brian." celetuk debbi. memecah kedieman dani. dani mengulurkan tangannya. tersenyum tulus pada brian yang menerima uluran tangan dani dengan ogah-ogahan." brian ini dani. sepupuku." kontan brian langsung menatap debbi. "brian ini senior aku di kampus dan." lanjut debbi.
"dani."
"brian." brian melepas uluran tangannya. "deb aku mau ngomong sama kamu." brian menarik debbi menjauh dari dani. sementara keira dan yang lain berjalan mendekati dani.
"deb kenapa sih kamu gak ngabarin aku kalo kamu ketinggalan ?" tanya brian kesal.
"gimana bisa aku ngabarin kamu kalo nomor hape kamu aja gak aktiv ?"
"...." brian bingung. bukannya hapenya dibawa debbi.
"briaann.." seru kelvin dari kejauhan. "dara sakit perut nih, pulang yuk.."
"iya.." brian menghela napas kesal. "kita omongin nanti." brian narik tangan debbi.
"brian.." debbi protes tangannya ditarik brian. lebih ke protes karena dia belum sempat say goodbye ke dani. dan bilang terima kasih.***
dani, debbi dan brian duduk tegang di salah satu bangku kafe yang berada di halaman. sementara yang lain, keira, dion mega gian kelvin dan dara duduk terpisah di dalam kafe. ceritanya brian mau ngintrogasi debbi sama dani. jadi brian ngundang dani untuk makan malem bareng gitu. brian masih kepikiran soal foto yang ada di FB itu.
"gue emang sodaranya debbi bro. sepupunya. kita udah lama emang gak ketemu." kata dani akhirnya setelah setengah jam mereka cuma diem-dieman aja.
"lo yakin. ?"
"menurut lo ?lo gak usah khawatir soal foto itu. temen sekampus gue ada yang kerja dimajalah wedding, dia butuh bantuan buat artikel pre wedding. ya gue sama debbi cuma bantuin aja kok." jelas dani panjang lebar. brian sedikit lega mendengarnya. tapi tetep aja keganggu dengan poto romantis mereka.
"apa perlu aku sama dani tes dna biar kamu percaya ?" kata debbi akhirnya.
"gak perlu kok deb. aku percaya sama kamu." brian berkata pelan seraya membelai lembut pipi debbi.idiihh,dani langsung males liatnya. "oke, karena debbi udah ada sama kita, gak ada lagi yang perlu lo khawatirin. so, you have no bussines here. I mean, you can go." brian tersenyum pada dani. dani hanya mengangguk gak jelas. lalu kemudian berdiri.
"oke, gue pergi. deb, aku pulang dulu ya, take care ya. besok aku anterin hape kamu." dani tersenyum,disambut senyum manja khas debbi pada dani.
"oh, gak usah repot-repot, biar besok gue beliin dia hape baru." sahut brian. idihh sombong. batin dani.
"apaan sih kamu ini brian. main beliin-beliin aja." protes debbi. "dan, kalo emang bisa dibenerin tolong banget ya, kapanpun selesenya kasih aja ke aku ya, kalo emang gak bisa,, yah..you know what to do, don't you ?" debbi kembali senyum. dani juga senyum.
"okay, see you debb..tolong jagain debbi baik-baik ya bri." dani dan brian toss ala cowok gitu.***
debbi masih terduduk di meja rias di hotelnya, tangannya masih dengan sabar menyusun puzzle keramik sailormoon yang tadi diberikan dani untuknya. mungkin lebih ke dikembalikan. dulunya itu milik debbi namun berpindah tangan ke dani semenjak orang tua dani memutuskan untuk pindah ke bali. debbi sangat terkesan dani masih menyimpannya. pintu di ketuk. tak lama kemudian brian muncul membawa segelas susu hangat dan sandwich. debbi menoleh, tersenyum pada brian.
"what are you doing ?" tanya brian mengulurkan susu pada debbi. debbi menerimanya dan langsung meneguk susu itu. "puzzle ?seriously ?" brian duduk di ranjang dekat meja rias debbi.
"yep, aku tau. gak perlu nahan tawa. ini emang mainan anak kecil karena emang ini yang beli anak kecil yang tergila-gila sama sailor saturnus. dan sayangnya dia gak pernah berhasil menyusun puzzle ini selama hampir 18 tahun hidupnya. menyedihkan banget ya." debbi tersenyum geli.
"jadi ini yang beli debbi kecil ?" brian mengambil alih puzzle itu, mencoba untuk meyusunnya. debbi melihat brian. kembali tersenyum.
"yaap..okey mungkin orang tuaku yang beli, dengan mendengarkan rengekanku."
"..." brian menatap debi sayang. membelai rambutnya. "kamu makan dulu ya, kan tadi di restoran kamu gak makan. anak-anak yang lain masih keluar, dan aku cuma bisa nemuin bahan untuk buat sandwich,"
"fine. sandwich sounds delicious." debbi tersenyum, menyambut sandwich dan melahapnya."yah walau sebenernya aku ingin pasta." debi menambahkan. brian tersenyum. kembali membelai lembut rambut debi. lalu melanjutkan menyusun puzzle.
"kalo yang lain udah pulang kita cari pasta ya ?" kata brian lembut. matanya masih terpaku pada puzzle.
"serius ?" debbi antusias. "tapi apa nanti gak terlalu malam ?" debi melirik jam digital yang tertempel di dinding hotel. masih pukul 08.07.
"deb, kita pernah keluar jam setengah satu cuman buat beli mie ayam. dan itu di jawa."
"terus maksudnyaa ?" debbi bingung.
"I mean, ini bali hampir semuanya buka 24 jam. jadi kalo kelvin dan yang lain pulang jam 9, it's okay for us to find some pasta." brian berkata lembut sembari meletakkan kepingan puzzle terakhir sailormoon debbi."ini pasti susah banget ya." brian memberikan puzzle itu pada debbi. debbi terkesan melihatnya. brian bisa menyusun puzzle itu dengan mudah dan..lumayan cepat.
"awesome." puji debbi. berangsur duduk di ranjang bersama brian. "mungkin aku yang gak ahli dalam permainan puzzle."
"mungkin. dan mungkin kamu sekarang harus ganti baju." komen brian. brian sungguh sudah risih melihat debbi masih asyik dengan baju kegedean miliknya.
"emang yang lain udah pada balik ?kan ranselku masih di mobil kamu." jawab debbi, masih mengagumi puzzle sailormoonnya.
"oh damn. iya ya, nanti ingetin aku untuk segera ngeluarin tas kamu dari mobilku, okay ?"
"okay." debbi tersenyum sayang pada brian. brian mendekatkan wajahnya pada debbi, dekat dan semakin dekat hingga tiba-tiba ponselnya berbunyi. brian mengumpat dalam hati. debbi menghela napas.
"ya kel ?jam berapa lo pulang ?" tanya brian ketus.mungkin pada kelvin.
"bri, gue di toilet, lo tau kan alasan sebenernya gue ngajak anak-anak yang lain keluar ?" terdengar suara seberang. terkesan takut.
"ya gue tau. jam berapa lo balik ?"
"gak tau, udah buruan kayaknya dara mulai nyari gue." tut tut tut. telpon terputus. brian kembali menatap debbi. pun dengan debbi. menatap brian ingin tahu.
"ada masalah ?" tanya debbi akhirnya.
"yap..kelvin baru ngingetin kalo ada masalah. debb tadi kamu bilang kamu gak ngabarin aku karena hp aku gak aktiv. pas kamu ilang kemaren.."
"brian aku gak ilang, aku cuma tersesat." potong debbi. "aku gak suka dibilang ilang."
"okay, lost, pas kamu tersesat, bukannya hp aku kamu bawa ?hpku batrenya masih penuh deb, hpku juga saat itu nancep di power bank kan ?kamu bisa pake hpku itu buat ngabarin temen-temenku."
"hah ?aku gak bawa hp kamu, bukannya udah kamu minta ya ?"
"..." brian bengong. mencoba mengingat. "kapan aku minta ?"
"dara yang minta." jawab debbi singkat. mata brian membelalak."katanya kamu yang nyuruh."
"okay..aku tau masalahnya sekarang. aku minta maaf ya, aku sampe lupa ninggalin kamu." brian kembali membelai rambut debbi. debbi hanya tersenyum. bingung.
"sebenernya ada apa sih brian ?ada masalah apa ?"
"aku belum yakin sama masalahnya, aku cuma minta, kamu jangan jauh-jauh dari aku lagi ya ?dan tolong kamu harus lebih hati-hati sama dara, okay ?"
"okay. I'm trying." debbi tersenyum. "jadi kamu belum menerima hp kamu ?" brian menggeleng."tapi serius brian aku udah ngasih hp kamu ke dara."
"I know. let's not talk about that right now okay ?"
"aku akan ganti hp kamu..setelah kita beli pasta, okey ?" brian tersenyum geli.
"kamu gak perlu ganti hp aku debbi, itu cuma hp, yang terpenting kamu udah ada disini, di dekatku, itu udah cukup..okay mungkin kamu sekarang bisa pake dress kamu yang tadi, kita beli beberapa baju, di deket hotel ini ada mall. tapi kita jalan kaki ya, "
"fine..jalan kaki..mungkin akan menyenangkan." debbi beranjak dari ranjangnya. mengambil dress dari dani yang tergeletak di sofa. "jadi kamu mau tetep disini ngeliat aku ganti baju ?" tanya debbi karena brian masih duduk di ranjangnya. brian menoleh pada debbi.
"yap.." brian berdiri. "atau kamu mau aku yang gantiin baju kamu ?" brian tersenyum menggoda.
"brian..please.."debbi tertawa ngeri. okay brian memang cowok baik-baik, tapi kan..tetep aja dia cowok. dia bisa aja punya pikiran yang..liar. brian menghela napas. brian sudah berdiri di depan debbi.
"I just wanna change your clothes. undress this fucking t-shirt." brian mendekatkan wajahnya pada debbi, membelai pipi debbi.
"brian, please, you are not my dad and I'm not a baby at all." debbi tertawa lirih. tapi dia mengangkat tangannya ke atas. brian tersenyum puas. dia menarik t-shirtnya yang menempel pada tubuh debbi.
"I'm not. mana dress kamu ?" dan brian sudah berhasil melepas t-shirt debbi. brian tersenyum, melihat debbi sayang. "you have a beautiful body. and skin." komen brian. debbi memberikan dressnya pada brian. debbi tersenyum seperti anak kecil.
"you sure you don't wanna play with me ?" tanya debbi lirih, nyaris tak mengeluarkan suara.
"no. I don't wanna play anything. not now." dan brian sudah berhasil mengenakan dress dari dani dengan pas ke tubuh debbi. "perfect, let's go. dimana kamu naruh sepatu kamu ?" brian menggenggam tangan debbi erat. tersenyum melihat gadis yang akhir-akhir ini berkencan dengannya.
"well, bisa gak kita nanti sekalian beli sepatu ?" jawab debbi. sepatunya tertinggal di rumah dani.
"..." brian diam,menyapu sekeliling kamar debbi dengan mata hazelnya.
"aku gak pake alas kaki apapun dari tadi pagi." debbi seolah menjawab kebingungan brian.
"okay, kamu mau pake sandal hotel ?"
"what ?gak ah, aku bisa telanjang kaki."
"no, you can't." dan brian sudah bersiap menggendong debbi.***
dara tengah asyik menikmati lattenya. dia memandang teman-temannya yang sedang asyik bernyanyi di sudut ruangan kafe Ayuni..yap, ayuni mantannya dani adalah teman baik dara sewaktu kecil, dan yah mereka sedang berada di kafe milik ayuni.
"temen-temen kamu asyik ya, mereka ceria banget." komen ayuni yang baru muncul dengan sepiring pisang coklat stroberi.
"aku belum pernah melihat mereka seasyik itu. kayaknya mereka suka banget sama kafe kamu."
"oh ya ??ini bukan kafe aku, ini kafe pacarku, baru buka sih," ayuni memerah.
"oh..mana pacar kamu ?" dara antusias. ayuni hanya menunjuk pria berpakaian sporti yang sedang duduk memainkan tabletnya. "seriously ?dia kan kakak kelas kita pas sd dulu ?"
"iyap..aku baru jalan 2 bulan. sebelum 2 minggu lalu memutuskan untuk pacaran sama dia."
"I'm happy for you." dara berhamburan memeluk ayuni. "long last ya.." lanjutnya sambil melepas pelukan ayuni. "sayangnya aku baru putus sebulan lalu."
"oh dear, sabar ya,,kamu disini sampe kapan ?gimana kalo besok kita jalan-jalan, ke dreamland ? kamu nginep di sekitar sini kan ?artinya kita gak terlalu jauh dari dreamland, sebelum sunrise okey ?"
"okey, nomorku masih sama, kamu telpon aku dulu sebelum berangkat." ayuni tersenyum,
"have fun ya, aku mau mantau yang lain dulu, "ayuni beranjak dari bangkunya dan seketika berhenti, tatapan matanya terhenti di satu titik. di luar kafenya. pada satu sosok pria tinggi, tampan. DANI.***
"brian, kamu gak harus gendong aku juga." omel debbi pelan. dia semakin risih dengan senyum beberapa orang yang melihat mereka.
"mall nya di seberang hotel debb, agak kanan sedikit. gak akan lama kok." brian masih berjalan dengan menggendong debbi. "see, tinggal nyebrang jalan kita udah sampe mall." lanjutnya.
"okay, sampe mall kamu harus nurunin aku."
"sampe kita dapet toko sepatu."
"brian.." brian tersenyum. melebarkan senyumnya.
"okay, kamu bisa matahin tanganku kalo aku bener-bener gendong kamu ngelilingi mall." dan brian sudah berhasil menyebrang, here they go, mereka sudah berjalan memasuki mall. banyak pandangan geli tertuju pada, well debbi. yup dia nyeker sementara brian terlihat rapi dan tampan mengenakan t-shirt hitam, jeans biru tua dan nike merah hitamnya. brian menggenggam tangan debbi erat. membawanya memasuki toko sepatu terdekat. mereka berdua memilih sepatu yang cocok untuk debbi. brian memilihkan Zara High Heel Strappy hitam untuk debbi. "how about this ?kelihatannya cocok untuk kaki indah kamu, ditambah dress menggoda merah jambu kamu."
"what ?asal kamu siap pulang ngegendong aku lagi.NO." debbi berjalan ke arah sepatu kets, memilih yang warna kuning. "how about this ?" tanya debbi meminta pendapat brian. debbi sudah memakai sebelah sepatunya.
"sepatu kets lagi ?kamu cocok pake itu, coba yang biru." brian mengambil sepatu kets yang biru muda. memakaikannya di kaki satunya debbi. "ini juga bagus." komentarnya.
"apapun yang nempel sama aku pasti jatuhnya bagus." debbi menyombongkan dirinya. yah walaupun itu fakta. tapi kan tetep gak perlu sombong.
"mas, saya ambil sepatu yang di pake mbak ini ya, tolong sekalian sama yang warna pink pastel ini."
"brian, gak bisa beli satu aja ?"
"beli satu, kan kaki kamu ada dua ?"
"satu pasang."
"gak apa kok deb, kamu cocok pake semuanya, dan yah, yang kamu bilang tadi bener, kamu cocok pake apa aja. dan terlihat sempurna." brian berlutut, memakaikan sepatu kuning di kaki debbi. debbi tersipu. terlebih pandangan dari beberapa pasang mata, memandang debbi iri. "ayo, kita beli baju." kata brian setelah membayar sepatunya. brian menggandeng tangan debbi erat. sesekali mencium rambut debbi.***
Dani masih berdiri di depan kafe ayuni. pun dengan ayuni. dia berdiri di depan dani. keduanya diam. hanya saling berpandangan. dara dan cs masih di dalam kafe.
"gue lupa balikin ini." seru dani akhirnya, menyerahkan gulungan perkamen pada ayuni. "itu tugas gambar kamu, which is, kamu minta aku buat ngerjain-nya kan." dani menatap sekeliling kafe. sejenak mengagumi coretan dan gambar pada dinding kafe. yapp..sama persis seperti isi perkamen yang dia berikan pada ayuni.
"dani aku gak bermaksud buat.."
"it's okay..gue ngerti. live well." kata dani singkat. berlalu dari ayuni. air mata ayuni mulai mengalir.
"kamu gak tau apa yang terjadi sama aku kan dan." kata ayuni sambil terisak. dani berhenti, menoleh pada ayuni. ingin rasanya dani menghapus air mata ayuni. tapi dia ingat dimana dia sekarang.
"kalo lo mau gue tau, harusnya lo cerita, bukan malah pergi. sekarang pun kalo gue tau, gue gak akan peduli."
"kelak saat kamu tau, kamu gak akan nyesel." ayuni menghapus air matanya.
"gue gak pernah nyesel. lo tau itu." kata dani tajam. melangkah mantap meninggalkan ayuni.***
Brian tersenyum melihat debbi yang sedang melahap pasta di depannya. brian mengamati wajah andy. masih sama seperti pertama saat brian melihatnya saat masih smp.
"aku baru tau kalo kamu suka pasta."
"aku juga gak tau kenapa jadi suka pasta." debbi masih melahap pastanya. debbi mengingat apa yang terjadi tadi pagi, saat dia makan pasta bersama dani. "brian, mau sampe kapan kamu liatin aku terus ?" protes debbi yang gak tahan sikap brian yang gak hentinya melihat debbi.
"aku suka ngeliatin kamu." debbi menaruh garpunya. giliran menatap brian.
"tapi aku malu kamu liatin aku terus." brian tersenyum. menunduk, mulai menyantap pasta di depannya.
"abis makan kita pulang ya, kamu perlu istirahat, kelvin dan yang lain bilang mungkin pulang pagi."
"okay, kenapa mereka gak ngajak kita sekalian sih ?" tanya debbi mengambil gelas susunya.
"mungkin mereka pikir kamu butuh tidur dan aku harus nemenin kamu."
"..." debbi manggut-manggut. atau mungkin brian ada maksud lain ?pikir debbi. "I'm done." debbi meletakkan gelas susunya. pasta di piringnya udah abis, begitu juga dengan brian.
"let's go home then." brian tersenyum, berdiri mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh tangan debbi. keduanya melangkah pergi meninggalkan restoran.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar